Kisah Mbah Jono, Hidup Sebatangkara di Pemakaman Salatiga

22 November 2020 12:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat tinggal Mbah Jono di Kompleks Pemakaman Pasar Sapi, Salatiga, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tempat tinggal Mbah Jono di Kompleks Pemakaman Pasar Sapi, Salatiga, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mbah Jono (89) merupakan seorang penjaga di kompleks pemakaman Pasar Sapi di Salatiga, Jawa Tengah. Kisahnya dibagikan oleh Ardian Kurniawan, seorang relawan ACT, sejak seminggu yang lalu di akun Instagram miliknya.
ADVERTISEMENT
Selama menjadi penjaga pemakaman, mbah Jono tinggal sebatangkara di sekitar makam dengan kondisi tempat tinggal yang memprihatinkan. Ia tinggal di sebuah gubuk tanpa dinding dan alas kasur ditemani dengan ayam peliharaannya.
“Bersih-bersih dan ngasih makan ayam miliknya hanya beberapa saja untuk teman beliau di makam,” ucap Ardian kepada kumparan (21/11).
Ardian mengaku sempat membujuk mbah Jono untuk pindah ke panti sosial agar mendapatkan perawatan dan tempat tinggal yang lebih layak. Namun, mbah Jono tetap ingin tinggal di pemakaman.
“Sebenarnya saya mau pindahkan ke panti sosial ya atau panti jompo, tapi beliaunya ndak mau. Dari dulu sudah ditawari mau dialokasikan dari perangkat dari pemerintah tapi beliaunya tidak mau. Dan ini pun saya bujuk tidak mau kata beliau ‘mati urip aku tetep neng makam kene”, ujarnya.
Mbah Jono (89) penjaga makam di Salatiga, Jawa Tengah sedang jatuh sakit dan dirawat di RSUD Salatiga. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Ardian, yang bisa dilakukan untuk membantu mbah Jono hanya merenovasi tempat tinggalnya karena ia tidak mau dipindahkan.
ADVERTISEMENT
“Ya solusinya kalau misalkan dia tetap bersikukuh untuk tinggal di makam, ya kita tinggal perbaiki rumahnya, gitu. Karena kan tidak memiliki alas kasur, kayak bikin tembok gitu juga,” imbuhnya.
Mbah Jono saat ini sedang jatuh sakit. Saat mengetahui kondisi mbah Jono, Ardian saat itu sedang berada di Magelang, Jawa Tengah. Ia juga sudah lama tidak bertemu dengan mbah Jono.
“Sudah lama aku enggak ketemu lagi karena kerja. Terus mendadak ada salah satu warga yang menghubungi saya lewat media sosial. Dia minta bantuannya kalau ini ada mbah Jono sakit. Kebetulan saya lagi di Magelang, lantas saya langsung menghubungi warga setempat, menghubungi RT RW bilang bahwa mbah Jono sakit,” kata dia.
Sudah delapan hari mbah Jono dirawat di RSUD Salatiga. Diketahui, mbah Jono mengidap sakit darah tinggi dan usia yang uzur juga membuat kesehatannya kian menurun.
ADVERTISEMENT
“Sakitnya itu sakit darah tinggi, kurang gizi, dan penyakit sudah tua ya. Dan alhamdulilah dari warga maupun TKSK setempat membawa beliau ke RSU setelah itu kita konfirmasi dan beliau kan tidak punya keluarga sebatang kara, dia kelahiran 1931 dan tidak menikah,” ucapnya.
Mbah Jono sekarang sudah delapan hari dirawat di RSUD Salatiga. Ardian mengatakan bahwa pihak ACT tidak membukan donasi namun mempersilahkan masyarakat yang ingin membantu mbah Jono dengan cara apa pun.