Kisah Mereka yang Mudik di H-4 Lebaran

28 Maret 2025 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atmawijaya (73 tahun) pemudik dari Tangerang menuju Lampung. Foto: Dok kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Atmawijaya (73 tahun) pemudik dari Tangerang menuju Lampung. Foto: Dok kumparan
ADVERTISEMENT
Mudik Lebaran menjadi tradisi tahunan yang dinantikan banyak keluarga, bahkan tidak sedikit orang rela berjuang untuk bisa pulang ke kampung halaman berkumpul bersama keluarga tercinta.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya Atmawijaya, seorang kakek yang sudah menginjak usia 73 tahun. Ia rela menempuh perjalanan jauh dari Tangerang menuju Lampung seorang diri menggunakan sepeda motor melalui Pelabuhan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, Kamis (27/3) subuh.
Tak hanya itu, Atmawijaya pun turut membawa banyak pakaian hingga perabotan dapur seberat hampir 60 kilogram menggunakan keranjang kayu di jok belakang untuk oleh-oleh bagi para cucunya.
"Saya dari Tangerang mau ke Lampung, di Curug Betung. Ini isinya pakaian sama perabotan dapur buat keluarga di sana, ini ada sekitar 60 kilogram. Saya ikut anak dagang di Tangerang. Lebaran ini pengin kumpul sama keluarga di Lampung," cerita Atmawijaya saat ditemui di Pelabuhan Ciwandan, Kamis (27/3) subuh.
"Tadinya enggak mau pulang, tapi cucu-cucu pada nanyain 'Kek, kapan pulang, Kek?', mereka pengin ketemu kakeknya, jadi ini oleh-oleh buat cuculah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Perjuangan dan semangat Atmawijaya untuk bertemu anak cucunya semakin terlihat dari senyum yang dilontarkan, meski harus menempuh jarak hampir 9 jam dari Tangerang menuju kampung halamannya.
Bahkan, ia harus rela mendorong motornya sejauh hampir 2 kilometer untuk tiba di Pelabuhan Ciwandan karena ban motornya kempis dan tak ada tukang tambal ban di sepanjang jalan yang dilewatinya.
"Ini kempis tadi di jalan, sempet didorong terus dipaksa sampai sini, ada sekitar 3 kilometerlah dipaksa. Nanti dari sini (Pelabuhan Ciwandan) juga dipaksa aja sampai (pelabuhan) Bakauheuni. Nanti di Bakauheuni baru nyari tukang tambal, di sini udah pada tutup soalnya," ungkap Atmawijaya sambil tersenyum meski bercucuran keringat.
Hasrat untuk bertemu anak dan cucu saat Lebaran menjadi alasan kenapa Atmawijaya memaksakan diri di tengah kondisi sepeda motornya yang bermasalah sambil membawa barang yang berat.
ADVERTISEMENT
Setelah 6 Tahun Menanti, Ardi Akhirnya Mudik ke Sumut
Suasana arus mudik Lebaran 2025 di Stasiun Kereta Api Medan, Kota Medan, Sumut, Kamis (27/3/2025). Foto: Tri Vosa/kumparan
Ardi (29) duduk dengan 2 koper dan 3 kardus di ruang tunggu Stasiun Kereta Api Medan, sambil menatap petugas yang mondar mandir. Ia duduk didampingi istrinya dan anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Di Kamis (27/3) ini, adalah hari bahagia bagi pria yang sehari-harinya tinggal di Yogyakarta itu. Sebab, ini adalah perjalanan mudik pertama kalinya usai menikah. Ia sudah menunggu momen kepulangan ke Kota Rantauprapat, Labuhanbatu, selama 6 tahun.
“Sudah 6 tahun nggak pulang. Ya karena kan Covid belum bisa pulang, setelah Covid saya nikah, terus (istri) langsung hamil nggak memungkinkan dibawa pulang,” kata Ardi kepada kumparan.
“Sekarang usia anak sudah 3 tahun juga, sudah memungkinkan dibawa mudik, jadi diusahakan untuk pulang tahun ini,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Bagi Ardi, lelahnya selama perjalanan akan terbayarkan. Sebab, ia akan segera bertemu dengan kedua orang tuanya.
“Senang sih walau deg-degan ya di pesawat cuaca agak buruk, tapi ini tinggal 5 jam lagi ketemu orang tua,” kata dia.
Kisah Pemudik yang Menanti Bus di Terminal Bayangan Pondok Pinang
Suasana saat H-4 Lebaran di Terminal Bayangan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, mulai dipadati pemudik yang hendak pulang ke kampung halaman menjelang Lebaran.
Suasana di terminal itu sudah ramai sejak Kamis (27/3) siang. Bus antarkota terus keluar-masuk. Sementara calon penumpang silih berganti antre di loket. Beberapa penumpang ada yang memilih duduk menunggu waktu naik bus.
Bus masih menjadi moda transportasi pilihan masyarakat untuk mudik. Rudy (35) salah satu pemudik yang menggunakan bus mengatakan ia memilih naik bus karena tarifnya yang lebih murah dibanding transportasi umum lainnya.
ADVERTISEMENT
“(Tarif bus) naik, tapi masih lebih murah dibanding transportasi lain ya,” ucap Rudy yang mudik ke Sleman bersama anak dan istrinya.
Rudy rencananya berada di kampung halaman hingga H+4 Lebaran. Ia sudah mengantongi tiket untuk kembali ke Jakarta.
"Biar enggak buru-buru juga, soalnya kan kerja di Jakarta, takut enggak dapat tiket pulangnya kalau terlalu lama nanti,” katanya.
Mudik dengan bus, juga jadi pilihan bagi Firli (29). Namun, perjalan mudiknya ke Malang hanya ditemani oleh sang anak.
"Suami nyusul besok karena masih kerja,” kata Firli.
Warga Ciputat itu mengatakan sengaja memilih naik bus dari terminal bayangan Pondok Pinang karena pilihan armada yang lebih banyak dibanding di Terminal Lebak Bulus yang dekat rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau di sini kan bus lebih banyak, jadwal lebih banyak. Kalau di Lebak Bulus kan agak terbatas,” ungkapnya.
Firli juga mengakui bahwa harga tiket bus mengalami kenaikan jelang mudik. Namun, menurutnya perbedaan harga itu masih dalam batas wajar.