Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sejumlah perusahaan terus memberlakukan kebijakan work from home (WFH) sebagai langkah antisipasi mencegah penularan virus corona (COVID-19). Kebijakan ini pun disambut baik oleh para pekerja.
ADVERTISEMENT
Meskipun sejumlah perusahaan sudah menerapkan kebijakan WFH, namun ada juga perusahaan yang belum menerapkan kebijakan tersebut. Seperti Chris, pembaca kumparan yang perusahaannya tidak menerapkan kebijakan tersebut.
Perusahaannya yang bergerak di bidang manufactury industry diakuinya sulit untuk menerapkan kebijakan itu. Sebab harus ada operator dan pengawas yang harus bekerja untuk memastikan proses produksi tetap berjalan.
"Kalau enggak ada operator yang jalanin mesin, enggak ada pengawas yang keliling proses produksi akan terganggu. Walaupun kita back office tapi tetap aja kalau produksi masuk ya kita masuk," ujar Chris kepada kumparan lewat email ke redaksi@kumparan.com, Selasa (17/3)..
"So far commute dan jalanan masih ramai seperti biasa sih. Mungkin karena daerah industri jadi tidak terkena imbas gerakan dirumahaja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga dialami Taufik Salazaar, pembaca kumparan yang bekerja sebagai ASN di Balai Veteriner Lampung. Meskipun ASN juga diperbolehkan untuk WFH, namun tugasnya sebagai ASN yang bertugas di laboratorium membuatnya harus tetap bekerja mempersiapkan segala kemungkinan jika ditunjuk oleh Kemenkes membantu pengujian virus corona.
"Meski imbauan dari pemerintah sebagian ASN dapat bekerja di rumah, namun kami bagian lain dari ASN tetap berjibaku meningkatkan kapasitas keilmuan ditengah hiruk pikuk masifnya penyebaran COVID-19. Balai Veteriner Lampung tempat kami bekerja mulai mempersiapkan jika ditunjuk untuk membantu pengujian identifikasi virus COVID-19 ini seandainya Kemenkes tidak sanggup lagi untuk melakukan pengujian," ungkap dia lewat email ke redaksi@kumparan.com
Namun ada juga perusahaan yang perlu mempertimbangkan baik-baik skema WFH karena bidang pekerjaan mereka terbilang sulit untuk melakukan pekerjaan dari rumah. Seperti Aprina, pembaca kumparan yang bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian produk IT.
ADVERTISEMENT
"Dengan keadaan saat ini, sungguh mempersulit kami dalam melakukan pekerjaan kami. Awalnya, karena kami import barang dari luar, kami membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menibakan barang ke pelanggan. Bahkan sejak mulai naiknya kasus di Indonesia, mitra-mitra kerja dan pelanggan kamipun sudah membatasi untuk kegiatan rapat, uji coba perangkat, training, event, dan lain-lain," kata Aprina.
Untuk menindaklanjuti imbauan pemerintah untuk membatasi kegiatan dan bekerja dari rumah, pimpinan perusahaannya akhirnya memutuskan untuk menerapkan WFH dengan membagi karyawan menjadi dua tim.
"Setelah melalui proses dan diskusi yang sangat panjang, akhirnya hari ini tadi baru disosialisasikan skema WFH untuk perusahaan kami yakni dengan membagi menjadi 2 tim. Yang mana per tim akan masuk secara bergantian sesuai tanggal genap dan ganjil. Namun setiap tim yang mendapat giliran WFH harus tetap punya responsibility sebagaimana bekerja seperti biasa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT