Kisah Mujab, Pemuda Tegal Jadi Delegasi RI di KTT Pemuda G20 Brasil

31 Mei 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delegasi Indonesia untuk KTT Pemuda G20 di Brazil, Muhammad Syaeful Mujab. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Indonesia untuk KTT Pemuda G20 di Brazil, Muhammad Syaeful Mujab. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemuda G20 akan digelar di Brasil pada 10-17 Agustus 2024. Pertemuan yang merupakan acara tahunan itu merupakan bagian dalam rangkaian KTT dan Festival Pemuda G20.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, konferensi tersebut mengangkat lima isu meliputi kemiskinan, perubahan iklim, reformasi pemerintahan global, masa depan pekerjaan, serta keberagaman dan inklusivitas.
Seorang pemuda asal Tegal sekaligus inisiator komunitas 'Generasi Perintis' terpilih sebagai delegasi Indonesia untuk KTT Pemuda G20.
Muhammad Syaeful Mujab, akrab disapa Mujab, merupakan alumnus Universitas Indonesia dan London School of Economics and Political Science, Inggris. Ia akan menjadi delegasi dalam pembahasan isu kemiskinan, kelaparan, dan ketimpangan.
“Generasi muda dan kemiskinan ini sangat berkaitan, terutama karena faktor intergenerasi. Isu ini sangat dekat dengan saya yang besar dalam struktur kemiskinan,” ungkap Mujab kepada kumparan, Jumat (31/5).
“Saya bertahun-tahun jadi penerima bansos, pernah makan dari beras raskin, bisa kuliah tinggi karena bidik misi dan LPDP meski ibu saya kerja di Malaysia sebagai TKW,” tambahnya lewat pesan.
ADVERTISEMENT
Dari pengalaman tersebut, Mujab menyadari pentingnya memahami hambatan yang membuat seseorang tak bisa keluar dari struktur kemiskinan.
Ia kemudian membangun komunitas ‘Generasi Perintis’ pada 2023 untuk mengidentifikasi permasalahan struktural dan kultural yang dialami oleh generasi muda Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan.
“Apalagi dalam konteks orang muda, orang muda ini sangat rentan karena bertransisi ke adulthood, dari full time education ke full time employment. Apakah mereka terlindungi dengan baik, apakah mereka terbekali skill dengan cukup, apakah mereka memiliki ‘kesempatan’ atau tidak,” jelasnya.
Latar belakang itu memotivasi Mujab untuk menjadikan G20 Youth sebagai platform untuk menyampaikan solusi atas permasalahan generasi muda terkait kemiskinan.
“Saya bersama delegasi yang lain akan melakukan gerakan advokasi secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal, kami akan mengadvokasikan proposal kebijakan yang kami rumuskan kepada kementerian terkait, badan pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya,” tulis pemuda asal Tegal itu.
ADVERTISEMENT
“Sedangkan secara horizontal, kami ingin menggalang suara dan aspirasi dari orang-orang muda yang hendak kami wakili suaranya. Sehingga kami berencana untuk melakukan kegiatan roadshow ke beberapa kota di Indonesia untuk melakukan diskusi dan galang aspirasi yang menghadirkan orang-orang muda di daerah tersebut,” tambahnya.
Menlu RI Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: Twitter/@Menlu_RI
Mujab juga menceritakan ketatnya proses seleksi menjadi perwakilan Indonesia. Menurut info dari tim penyeleksi, Indonesian Youth Diplomacy bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga, tingkat keketatan penerimaannya adalah 1,5 persen. Sebelumnya, Mujab juga pernah menjadi sukarelawan dalam acara G20 2022.
"Tentu bersyukur ya bisa melewati proses seleksi yang ketat itu," ungkap Mujab saat ditanya perasaannya usai dikabarkan lolos menjadi delegasi.
Ia berharap apa yang diperjuangkan dalam forum G20 Youth benar-benar mewakili keresahan yang dialami oleh generasi muda Indonesia.
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya dalam Working Session 3 KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
Hasil KTT ini akan menjadi dokumen rekomendasi kebijakan yang kelak dibahas oleh kepala negara/pemerintahan dalam KTT G20.
ADVERTISEMENT
Selain Mujab, delegasi pemuda Indonesia juga akan diwakili oleh Sheilla Njoto dari Nation Insights, Christy Zakaria dari Barclays PLC, Rafsi Akbar dari Universitas Gadjah Mada, dan Nadhifatun Nurrur Rahma dari KONEKIN.
Sebelum KTT Agustus mendatang, Lima delegasi Indonesia tersebut akan melakukan penggalangan suara dan aspirasi anak muda Indonesia melalui kegiatan Focus Group Discussion, roadshow perguruan tinggi, national consultation, dan pertemuan-pertemuan dengan pemangku kepentingan dalam isu-isu tersebut.