Kisah Nahas Kapten Sepak Bola Wanita Lebanon: Koma Akibat Bom Israel

20 November 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akademi Sepak Bola Putri U-19 di Beirut, Lebanon. Foto: Joseph Eid/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Akademi Sepak Bola Putri U-19 di Beirut, Lebanon. Foto: Joseph Eid/AFP
ADVERTISEMENT
Di usia 19 tahun, Celine Haidar hampir mencapai impian masa kecilnya: Menjadi bintang sepak bola internasional. Gelandang andalan Beirut Football Academy (BFA) itu telah mengukir namanya sebagai pemain berbakat, bahkan siap mengenakan ban kapten musim ini. Namun, takdir berkata lain.
ADVERTISEMENT
Celine kini terbaring koma di rumah sakit akibat serangan udara Israel di lingkungan tempat tinggalnya di Shiyah, pinggiran selatan Beirut.
Serangan itu memupus mimpi seorang atlet muda yang pernah menjadi pilar Timnas Wanita U-18 Lebanon dan membantu negaranya memenangkan kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat 2022.
Sehari sebelum insiden, Celine sempat bercanda dengan ibunya, Sanaa Shahrour.
“Dia bilang ingin makan masakan favoritnya, jadi saya menyiapkannya,” kata Sanaa kepada AFP, dengan mata sembab menahan tangis.
Namun, beberapa jam kemudian, kabar buruk datang.
“Temannya menelepon dan memberi tahu bahwa Celine terluka,” lanjutnya.
Tim penyelamat mencari korban selamat di reruntuhan di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan kawasan al-Shiyah di pinggiran selatan Beirut, Selasa (19/11/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Serangan udara menghancurkan jalan yang biasa ia lalui, membuatnya tergeletak tak sadarkan diri, wajah berlumuran darah.
“Dia terkena di kepala, tengkoraknya retak, dan mengalami pendarahan otak,” tambah Sanaa.
ADVERTISEMENT
Ayahnya, Abbas Haidar, menceritakan betapa Celine bersikeras tetap menjalani aktivitasnya meskipun situasi semakin memburuk.
“Dia tetap belajar dan berlatih di tengah bahaya. Dia akan pulang malam hari setelah bom-bom berhenti,” kenangnya.

Sosok Pejuang di Lapangan

Di lapangan, Celine dikenal sebagai pejuang sejati.
“Dia penghubung antara pertahanan dan serangan,” ujar pelatihnya, Samer Barbary.
Bersama BFA, ia membawa klubnya meraih gelar juara Liga Sepak Bola Wanita Lebanon tanpa kekalahan musim lalu.
Manajer tim, Ziad Saade, menyebut Celine sebagai figur penting bagi sepak bola wanita Lebanon.
“Dia adalah kapten yang inspiratif. Semua rekan setimnya sangat terpukul dengan kejadian ini,” katanya.
Rekaman Celine saat terkapar di tanah bersama seorang pemuda yang menangis di sampingnya menyebar cepat di media sosial Lebanon. Publik ikut terguncang melihat mimpi seorang gadis muda hancur karena konflik yang berada di luar kendalinya.
ADVERTISEMENT
“Celine ingin menjadi seperti Ronaldo atau Messi, dikenal dunia karena bakatnya,” ujar sang ibu.
“Sekarang, semua orang mengenalnya karena tragedi ini,” tambahnya.
Lebanon telah kehilangan lebih dari 3.500 nyawa sejak konflik antara Hizbullah dan Israel memuncak pada Oktober. Sebagai seorang ayah, Abbas hanya bisa berharap anaknya dapat pulih
“Kami membayar harga untuk sesuatu yang bukan kesalahan kami,” ujarnya lirih.