Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kisah Nurul, Gadis Tunarungu yang Jadi Tulang Punggung Keluarga
17 Mei 2018 13:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Nurul, perempuan asal Cikalong Wetan, Bandung, Jawa Barat, merupakan salah satu dari 30 karyawan di Kafe Deaf Fingertalk yang merupakan penyandang tunarungu. Ia merupakan orang pertama yang bergabung di usaha kafe yang sudah berdiri selama tiga tahun ini.
Setelah mempelajari beberapa menit, kumparan berkomunikasi dengan Nurul menggunakan bahasa isyarat. Nurul mengaku sebelum bergabung di kafe Deaf Fingertalk, dirinya belum pernah bekerja.
ADVERTISEMENT
"Saya baru lulus sekolah langsung kerja di sini. Sudah tiga tahun di sini dari 2015," ujar Nurul, Jumat (11/5).
Perempuan berhijab ini bercerita, keterbatasan yang ia miliki bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan karena sakit yang Nurul derita saat bayi. Saat itu dia demam tinggi, lalu kejang-kejang, hingga mengakibatkan ia menjadi penyandang tunarungu.
Perempuan 22 tahun itu mengaku senang bisa menjadi bagian dari kafe Deaf Fingertalk ini. Ia bahkan mengaku sudah seperti keluarga dengan Dissa dan rekan kerja lainnya.
"Senang. Dulu awalnya saya masih malu ketemu pengunjung, tapi sekarang alhamdulillah sudah percaya diri," tutur Nurul, masih dengan menggunakan bahasa isyarat.
Lantaran berasal dari daerah, Nurul disediakan tempat tinggal oleh Dissa yang tidak jauh dari lokasi kerjanya.
Sementara itu menurut Dissa, meski memiliki keterbatasan fisik, Nurul merupakan karyawan yang sangat semangat dalam bekerja. Ia juga responsif saat diajari hal-hal baru.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah Nurul dan teman-teman tunarungu di sini semuanya cepat paham kalau diajarin. Dan sekarang juga Nurul alhamdulillah sudah hijarah mengenakan baju yang lebih tertutup atau berhijab," kata Dissa kepada kumparan.
Meski tunarungu, Nurul kini justru menjadi tulang punggung keluarga. Dia harus menanggung biaya hidup ayah, ibu, dan kedua adiknya yang tinggal di Bandung.
"Dia juga kemarin habis pulang ke Bandung karena menjelang puasa, nanti lebaran juga mudik. Alhamdulilllah kami menggaji karyawan semua di sini UMR dan ada tempat tingggal serta makan," pungkas Dissa.