Kisah Para Mantan Intel yang Kini Alih Profesi: Jadi Hakim hingga Presiden

15 Desember 2022 21:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografik Mereka yang Pernah Jadi Intel. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Infografik Mereka yang Pernah Jadi Intel. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah penyamaran Iptu Umbaran Wibowo mengingatkan publik bahwa intel atau agen intelijen bisa ada di mana-mana. Mereka bisa menjadi siapa saja untuk menggali informasi di tengah msyarakat.
ADVERTISEMENT
Iptu Umbaran sendiri selama ini dikenal sebagai kontributor TVRI. Setelah 14 tahun menjadi wartawan, ia kini dilantik sebagai Kapolsek Kradenan, Blora, Jawa Tengah.
Di kancah dunia, ada banyak eks intel yang kini menjabat di posisi strategis. Bahkan ada yang berhasil menjadi orang nomor satu di negaranya. Siapa saja mereka?

Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat dewan koordinasi untuk memastikan kebutuhan Angkatan Bersenjata Rusia, melalui tautan video di Moskow, Rusia 25 Oktober 2022. Foto: Sputnik/Alexei Babushkin/Kremlin melalui REUTERS
Fakta bahwa Putin pernah menjadi seorang intel sudah menjadi rahasia umum. Jauh sebelum Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia, ia pernah menjadi seorang agen dinas intelijen Uni Soviet dari Komitet Gosudarstvennyoy Bezopasnoti (KGB).
Sebelumnya, Putin sempat menempuh pascasarjana di Leningnard State University dalam bidang studi hukum internasional sebelum bertugas menjadi agen dinas intelijen.
Setelah ia lulus pada tahun 1975, Putin pun memutuskan bergabung dengan KGB dan masuk dalam pelatihan dasar di sekolah KGB yang berlokasi di Okhta, Leningnard. Dari sini ia pun menerima banyak informasi dan pengetahuan soal intelijen.
ADVERTISEMENT
Putin juga pernah ditempatkan di Dresden pada tahun 1985 yang saat itu masih dalam bagian Jerman Timur. Ia juga sempat berada di Selandia Baru dan bertugas sebagai agen intelijen. Selama di KGB, Putin mengemban jabatan sebagai petugas kasus dan berhasil mencapai pangkat letnan kolonel.
Usai memutuskan pensiun pada tahun 1990, ia sempat kembali dipanggil KGB sebagai 'petugas cadangan aktif', lantaran Uni Soviet berada di ambang kehancuran. Pada tahun 1996, Putin pindah ke Moskow dan mulai bekerja sebagai kepala dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang juga disebut sebagai penerus KGB.

Ian Fleming

Ian Fleming menulis novel James Bond di Fleming Villa Foto: Dok. Fleming Villa
Nama Ian Fleming tentu tak asing bagai pecinta film James Bond. Ya, Fleming merupakan sosok di balik agen rahasia 007 tersebut. Namun siapa sangka, ternyata cerita James Bond itu didasari pengalamannya sendiri saat menjadi agen rahasia.
ADVERTISEMENT
Awal tahun 1939, Ian Fleming merupakan seorang stockbroker yang juga jurnalis. Saat itu, Ian mendapatkan tugas rahasia ke Moskow menyamar sebagai korespondensi surat kabar The Times.
Agendanya pada saat itu, ia diam-diam bertugas mengukur kekuatan Rusia. Laporannya pun secara khusus dikirim ke British Foreign Office, meskipun sumber-sumber yang Fleming kumpulkan berasal dari sumber terbuka atau open source intelligence.
Meski begitu, ternyata hasil laporan yang dibuat Fleming sangatlah memuaskan. Pengamatannya sebagai seorang jurnalis terbilang sangat tajam. Karyanya itu bahkan mampu menyaingi seorang intilejen profesional.
Adegan di film James Bond: No Time to Die. Foto: Istimewa
Kariernya dengan cepat melesat dan ia pun direkrut menjadi asisten Angkatan Laut. Tahun 1941, Fleming diberikan kepercayaan memimpin Operation Golden Eye. Kisahnya pun menginspirasi penulisan novel James Bond dengan judul Golden Eye.
ADVERTISEMENT
Selang 1 tahun, Fleing membentuk unit komando khusus yang dinamakan No. 30 Commando atau 30 Assault Unit (30AU) yang terdiri dari pasukan spesialis intelijen. Beberapa tugas pokoknya, yaitu menyusup ke wilayah Jerman dan wilayah pendudukan dengan tujuan mempelajari lebih banyak tentang program senjata tentara Jerman. Unit ini bertugas menerjemahkan kode, mencuri dokumen, berbagai jenis materi, serta mencari informasi.

Arthur Goldberg

Arthur Goldberg. Foto: kumparan
Tokoh lain yang merupakan eks intel dan berhasil menempati posisi strategis adalah Arthur Goldberg. Ia pernah menjabat sebagai Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Sebelumnya, Goldberg pernah bekerja untuk Office of Strategic Services (OSS) dan mengembangkan jaringan intelijen yang melibatkan kelompok Eropa anti-Nazi. OSS sendiri merupakan cikal bakal organisasi Central Intelligence Agency (CIA).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1942, Goldberg diminta menjalankan sebuah misi rahasia oleh intelijen AS. Saat itu, dirinya ditugaskan untuk mengatur sebuah situs dan mengembangkan saluran komunikasi dengan pekerja bawah tanah di benua Eropa. Goldberg pun harus ikut menyamar sebagai pekerja.
Sementara di Spanyol, Goldberg juga terlibat dalam pertukaran informasi dengan Nazi. Kala itu, pemimpin diktator Spanyol, Francisco Franco kedapatan akan membuka jalur melalui Spanyol untuk memindahkan pasukan militer Jerman. Pemindahan ini dicurigai sebagai upaya untuk menyerang pasukan Inggris dan Amerika. Akhirnya, ia pun melaporkan hasil temuannya itu kepada Jenderal Mark Clark dan George Patton dari OSS.
Goldberg sendiri merupakan anak dari imigran Rusia yang lahir di Chicago, Amerika Serikat. Ia bersekolah hukum di Universitas Nortwestern dan memutuskan bergabung dengan angkatan darat selama perang.
ADVERTISEMENT
Setelah OSS dibubarkan tahun 1945 oleh Presiden Harry Truman, Goldberg pun dipercaya sebagai menteri tenaga kerja di masa kepemimpinan Presiden John F Kennedy. Di tahun berikutnya, Kennedy meminta Goldberg menjadi Hakim Agung AS.