Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kisah Paspampres Soeharto Pernah Saling Todong Bedil dengan Pengawal PM Israel
21 Mei 2021 17:15 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia tak pernah mengakui kedaulatan negara Israel . Meski demikian bukan berarti hubungan tidak pernah terjalin di antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat sejumlah presiden Indonesia pernah menemui Perdana Menteri Israel. Salah satunya adalah Presiden Soeharto saat berkuasa di era Orde Baru. Ia setidaknya bertemu PM Yitzhak Rabin dua kali.
Pertemuan pertama berlangsung tertutup di kediaman Soeharto tahun 1993. Rabin mencari dukungan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Gerakan Non Blok dalam proses perdamaian Israel-Palestina.
"Sangat penting untuk memberi tahu (negara-negara non blok) tentang kesempatan kerja sama dengan Israel. Adalah perlu untuk menggalang dukungan juga terkait proses perdamaian dan dukungan bilateral dari negara-negara non blok ini," kata Rabin setelah pertemuan itu dilansir AP, 15 Oktober 1993.
Pertemuan kedua berlangsung dua tahun setelahnya. Pada 1995, pemimpin negara dunia berkumpul di New York dalam rangka peringatan 50 Tahun Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi Rabin berinisiatif menemui Soeharto. Namun, pertemuan ini sempat diwarnai insiden antara anggota Paspampres dan pengawal Rabin di Hotel Waldorf Towers, New York.
Kejadian bertanggal 22 Oktober 1995 itu bermula dari lobi hotel. PM Rabin dikelilingi empat pengawal berjalan ke lift untuk menuju lantai 41. Di lantai itulah Presiden Soeharto menginap.
Rabin dan empat pengawalnya disambut oleh pengawal pribadi Soeharto, Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, dan dua prajurit Paspampres. Ketiganya memperkenalkan diri sebagai pengawal Presiden Soeharto.
Setelah berjalan beriringan menuju lift, pengawal Rabin tak memperbolehkan Paspampres masuk satu lift. Sjafrie diminta menggunakan lift lain, sementara Kolonel Sjafrie berkukuh masuk lift demi menjalankan protokol pengamanan presiden.
Kedua pengawal saling bersitegang hingga pada satu titik, pengawal Rabin menodongkan senjata Uzi ke perut Sjafrie. Sigap merespons, ternyata Sjafrie juga sudah mengarahkan bedil Barreta ke perut pengawal Rabin.
ADVERTISEMENT
Beruntung, kedua pelatuk bedil itu sama-sama tak ditarik. Pengawal lain dan dua prajurit Paspampres rekan Sjafrie pun sudah mengarahkan moncong bedil ke lawannya. Peristiwa itu berakhir setelah salah seorang pengawal Rabin meminta maaf.
"Maaf, saya paham," kata pengawal itu menyadur berbagai pemberitaan yang dihimpun di buku Warisan (daripada) Soeharto.
Peristiwa itu berakhir dengan diperbolehkannya pengawal Soeharto naik satu lift dengan rombongan PM Rabin.
Di lantai 41, mereka bicara soal perdamaian di Timur Tengah, khususnya konflik Israel Palestina, yang sudah sempat disinggung Rabin pada pertemuan dengan Soeharto 2 tahun sebelumnya.
“Pertemuan tersebut atas keinginan PM Yitzhak Rabin dan permintaan ini sedikit mendadak,” kata Menteri Sekretaris Negara Moerdiono di New York, Sabtu (21/10/1995) waktu setempat sebagaimana ditulis di Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita Buku XVII (1995).
ADVERTISEMENT