Kisah Pemilik Warteg Ojol Soal Menu Rp 10 Ribu dan Pesanan Rp 100 Juta

1 Agustus 2018 18:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bang Edhi, pemilik dari Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bang Edhi, pemilik dari Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Usaha Marda Melyantin Suhendro membuka 'Warteg Ojol', warung makan di atas sepeda motor, mendapatkan perhatian dari banyak orang. Terlebih di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, tempatnya berjualan.
ADVERTISEMENT
Meski terbilang baru, pria yang akrab disapa Edhi itu mengaku sudah sering mendapatkan pesanan nasi bungkus. Biasanya, nasi pesanan tersebut dibagikan sang pemesan untuk orang yang membutuhkan.
“Pernah saya ditelepon pesen 40 bungkus, terus yang nelpon mau ngasih uang Rp 500 ribu. Saya awalnya keberatan, cuma karena dia bilang buat dibagiin ke yang butuh, ya sudah saya terima. Cuma uangnya saya minta transfer ke rekening keluarga supaya transparan ke semua orang di keluarga,” ujar Edhi kepada kumparan di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan, Rabu (1/8).
Bang Edhi, pemilik dari Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bang Edhi, pemilik dari Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Tak hanya senilai ratusan ribu, pria asal Bekasi tersebut mengaku pernah mendapat pesanan senilai Rp 100 juta. Pesanan tersebut datang dari sebuah lembaga untuk digunakan dalam sebuah acara. Namun, dengan pelbagai pertimbangan, Edhi akhirnya menolak pesanan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Soalnya saya enggak mau nerima-nerima uang yang gede, malah enggak mendidik. Saya pengennya kan wirausaha. Pernah ada yang nawarin saya Rp 100 juta buat bikinin makan, cuma saya bilang enggak mau, saya orang susah, enggak mau dibikin susah lagi. Nanti saya disangka menipu atau gimana,” ujar Edhi.
Edhi sebelumnya merupakan driver ojek online yang merasa capai harus berkutat setiap hari di jalanan. Ide membuat Warteg Ojol ini tak luput dari pengalaman susahnya mencari makanan murah. Oleh sebab itu, ia mematok nasi bungkusnya seharga Rp 10 ribu.
“Soalnya saya pahamlah mereka, dapat makanan Rp 10 ribu itu susah. Enggak ada makanan kaya saya, cuman Rp 10 ribu," jelasnya.
Menu Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menu Warung Ojol (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Meski tak mengambil untung berlebih, Edhi terkadang memberikan makanannya ke orang yang membutuhkan secara cuma-cuma. Baik itu driver ojol ataupun yang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kadang saya juga ke orang yang lagi ngerjain proyekan. Saya nanya ‘digaji berapa?’, mereka bilang dikasih 250 ribu per hari, cuma mandornya lagi kabur enggak tahu ke mana. Akhirnya saya kasih mereka makan bersepuluh,” ujar Edhi.
Meski hidup dalam kondisi pas-pasan, Edhi menyakini kebaikan yang ia lakukan akan dibalas oleh Yang Maha Kuasa. “Mereka nolak (makanan yang saya kasih) awalnya, cuma ya saya mah nanti dibalas sama yang di Atas saja,” pungkasnya.