Kisah Pengungsi asal Ukraina di Bulgaria yang Ditampung oleh Orang Rusia

12 Desember 2022 18:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak pengungsi menggambar di kamp liburan Laut Hitam Bulgaria, yang pemiliknya orang Rusia telah menampung keluarga Ukraina. Foto: Nikolay Doychinov/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak pengungsi menggambar di kamp liburan Laut Hitam Bulgaria, yang pemiliknya orang Rusia telah menampung keluarga Ukraina. Foto: Nikolay Doychinov/AFP
ADVERTISEMENT
Pertempuran antara Rusia dan Ukraina membuat jutaan penduduk melarikan diri ke berbagai negara untuk berlindung dan menjadi pengungsi.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka di tengah perang yang memasuki bulan kesepuluh ini, warga dari kedua negara berkonflik tersebut dapat bersatu dan saling menguatkan untuk bisa bertahan hidup.
Pengalaman ini dialami oleh salah satu dari ratusan ribu warga Ukraina yang mengungsi ke Bulgaria, Elena Bondarenko.
Sejak kabur usai operasi militer khusus dimulai, tak pernah terbayangkan di benak Bondarenko bahwa dirinya akan dibantu oleh warga Rusia saat tiba di Bulgaria.
Sebelum perang terjadi, Bondarenko (36) adalah warga sipil biasa yang bekerja sebagai pegawai bank di salah satu wilayah yang dianeksasi Rusia — Zaporizhzhia.
Bondarenko membawa kedua anaknya yang masih kecil dan ibunya mengungsi ke Bulgaria pada Februari lalu.

Tak Semua Orang Rusia Adalah Agresor

Ketika ia dan keluarganya tiba, mereka disambut oleh seorang warga Rusia yang ternyata mengelola kamp liburan anak-anak di salah satu kota dekat Laut Hitam — Kota Varna. Mereka secara diam-diam ditampung oleh anggota komunitas Rusia yang terdiri dari 17.500 orang di negara sekutu Uni Soviet itu.
ADVERTISEMENT
“Pada awalnya itu mengejutkan,” ungkap Bondarenko. “Saya senang bahwa tidak semua orang Rusia adalah agresor,” imbuhnya.
Salah satu pengungsi asal Ukraina lainnya, Anaida Petrushenko (34), juga beranggapan hal serupa.
Relawan memilah bahan makanan untuk disumbangkan ke pengungsi di Mahdalynivka, Dnipro, Ukraina Jumat (13/5/2022). Foto: Jorge Silva/REUTERS
“Ketika Anda tidak memiliki atap, dan Anda perlu menyelamatkan anak-anak Anda, tidak masalah siapa yang membantu Anda,” ujarnya.
Salah satu pemilik kamp yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, meski reputasi negaranya telah tercemar — menjadi agresor dan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Ukraina, namun ia berusaha untuk membantu pengungsi yang kesulitan untuk bertahan hidup.
“Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa saya orang Rusia karena orang-orang melihat bahwa saya ingin membantu,” kata dia. Pria itu menambahkan, selama ini ia telah menampung sekitar 160 pengungsi asal Ukraina sejak perang terjadi.
ADVERTISEMENT

Malu Mengaku sebagai Orang Rusia

Terlepas dari upaya mereka, beberapa orang Rusia yang membantu pengungsi Ukraina merasa tidak nyaman, bahkan malu, untuk mengakui negara asal mereka. Hal ini dialami oleh salah seorang warga Rusia lain yang tinggal di Kota Varna, Viktor Bakurevich.
Bakurevich pindah ke Bulgaria 14 tahun yang lalu dan berkeluarga di sana. Ia mendirikan bisnis ritel serba ada Rusia yang tokonya memiliki banyak cabang — Berezka.
Warga Ukraina Anna Lasho dan Oksana Shurdova berbicara dengan pemilik Viktor Bakurevic di tokonya di Rusia, di kota pantai laut Hitam Varna pada Jumat (25/11/2022). Foto: Nikolay Doychinov/AFP
Ayah tiga anak itu mengatakan, dirinya telah memutuskan untuk bertanggung jawab atas orang-orang yang menderita akibat perang.
Ia secara terbuka menyatakan penentangannya terhadap perang sejak awal dan merasa malu atas tindakan pemerintah Rusia.
Selama ini, Bakurevich telah mempekerjakan sekitar 50 pengungsi Ukraina di berbagai cabang tokonya. Selain itu, ia juga menyediakan pasokan makanan harian untuk ratusan pengungsi yang ditampung oleh pemerintah di dekat Kota Varna.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya pendapatnya bekerja di toko milik orang Rusia, salah seorang karyawan Bakurevich yang merupakan pengungsi asal Ukraina bernama Oksana Shurdava (48) beranggapan, gaji yang diberikan untuk keluarganya lebih penting dibandingkan memusingkan hal tersebut.
“Kerabat saya tahu bahwa tidak semua orang Rusia mendukung kebijakan pemerintah Rusia — Mereka tidak menggeneralisasi,” kata Shurdava.

Pemerintah Bulgaria Pro-Rusia

Melansir dari AFP, relawan telah menjadi kekuatan utama di balik upaya memberikan bantuan bagi para pengungsi. Sebab, pemerintah Bulgaria sangat tidak siap menghadapi lonjakan jumlah pengungsi Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada Februari lalu.
Meski sejumlah orang Rusia di Bulgaria membantu para pengungsi Ukraina, namun sebagian besar penduduk negara Balkan itu tetap pro-Rusia — yang mana artinya mereka mendukung perang di Ukraina.
Suasana ketika pembagian bahan makanan untuk disumbangkan ke pengungsi di Mahdalynivka, Dnipro, Ukraina Jumat (13/5/2022). Foto: Jorge Silva/REUTERS
Pemerintah Bulgaria sering bertindak kurang ramah dalam hal penyediaan akomodasi dan dukungan bagi pengungsi Ukraina, sehingga memaksa mereka untuk pergi.
ADVERTISEMENT
Menurut data resmi, dari sekitar 932.000 orang yang melarikan diri ke Bulgaria sejak invasi dimulai, hanya sekitar 51.000 orang yang tersisa — dengan kurang dari 10.000 orang yang ditampung oleh negara.
Selama ini, warga Rusia yang mengelola kamp liburan hanya memperoleh tunjangan harian sebesar USD 7,90 (Rp 120 ribu) per pengungsi dari pemerintah Bulgaria — dan bahkan pembayarannya yang sedikit ini sering tertunda.
Dengan sekitar 60 anak dan 50 orang lansia yang ditampung di kamp liburan itu, orang Rusia dan mitra Bulgaria-nya sering kali harus menanggung biaya tambahan itu menggunakan dana pribadi.