Kisah Penjual Bunga di Surabaya, Raup Berkah saat Tradisi Nyekar Jelang Ramadan

Lilin Retno (40 tahun), penjual bunga di kompleks makam Ngagel Rejo warga Menganti, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

Menjelang bulan Ramadan, masyarakat biasanya melakukan ziarah atau nyekar ke makam. Pemandangan ini juga bisa dilihat di Kompleks Makam Ngagel Rejo, Surabaya.

Para pezirah berbondong-bondong datang ke makam tersebut. Mereka biasanya membeli bunga untuk ditabur ke makam. Hal itu menjadi rezeki tersendiri bagi penjual bunga, termasuk Jayati (65 tahun). Ia telah menjual bunga sejak 15 tahun lalu.

"Mulai hari Minggu sampai sekarang ramai terus puncaknya Jumat. Setiap tahun jual di sini. Sudah 15 tahun jualan," kata Jayati di Makam Ngagel Rejo, Kamis (27/2).

Jayati bisa menjual 100 bungkus bunga setiap harinya. Satu bungkus bunga ia jual dengan harga Rp 5 sampai Rp 10 ribu.

Lilin Retno (40 tahun), penjual bunga di kompleks makam Ngagel Rejo warga Menganti, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

"Sehari bisa 100 lebih. Penjualan ramai 1 minggu sebelum Ramadan banyak. Rp 5 hingga 10 ribu, kalau pakai mawar utuh Rp 10 ribu, mawar protol Rp 5 ribu," ucapnya.

Hal tersebut juga dirasakan oleh penjual bunga lainnya, Lilin Retno (40 tahun) warga Menganti, Surabaya.

Ia mendapat berkah menjelang bulan suci Ramadan. Lilin sendiri juga bisa menjual 100 bungkus bunga dalam sehari.

Lilin sendiri merupakan pedagang musiman yang mulai berjualan di kompleks makam Ngagel Rejo sejak hari Sabtu (22/2).

"Menjadi berkah sebelum Ramadan penjualan meningkat bisa sampai 100 lebih. Jual mulai Sabtu kemarin. Kamis sama Jumat ramai. Satu bungkus Rp 5 ribu. Saya kalau musiman, sejak saya kecil," ujar Lilin.

Selain menjelang Ramadan, penjualan bunga ziarah ini juga ramai menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ramainya juga pada pagi dan sore hari.