Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ia tak bisa banyak bergerak dan harus menahan rasa sakit di kaki kanannya lantaran ada tumor ganas sebesar kepala. Kondisi ini sudah terjadi kurang lebih 7 bulan.
Tak pernah disangka Riska, momen ia terjatuh saat mengikuti pelajaran olahraga pada pertengahan 2019 berujung tumor di kakinya. Kala itu, ia dan teman-teman sekelasnya sedang mengikuti pelajaran olahraga. Saat itu, ia tiba-tiba terjatuh dan lututnya terbentur.
"Awalnya cuma sakit biasa terus hilang lagi. Lama-lama ngilu cuma belum bengkak," kata Riska saat berbincang dengan kumparan, Jumat (31/1).
Tak lama setelah terjatuh, lutut kanannya mulai bengkak dan justru semakin membesar. Hingga akhirnya, pada Agustus 2019, Riska yang sudah menggemari olahraga voli sejak SD itu tak kuat berjalan kaki lagi sehingga memutuskan tidak pergi ke sekolah untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Riska pun kebingungan, begitu juga dengan orang tuanya. Pasalnya, kondisi keuangan keluarga Riska pas-pasan. Orang tuanya hanya bekerja sebagai penyadap karet dengan penghasilan tidak menentu.
Pengobatan di puskesmas dan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tak banyak membantu, dan ia dinyatakan harus dirujuk ke Jakarta untuk pengobatan lebih lanjut.
Tak sampai disitu, Riska juga mendapat kabar kurang baik, karena dokter menyebut kakinya harus diamputasi agar kondisinya membaik.
"Diamputasi kita enggak mau. Kalau operasi pun nggak menjamin sembuh kata dokter," ucap siswi kelas 3 SMA 1 Kamparkiri itu.
Sempat Jalani Pengobatan Alternatif
Saat mendengar kaki Riska harus diamputasi, pihak keluarga sempat membawa dia untuk kontrol di RSUD. Namun, di kontrol pertamanya, dokter yang menangani Riska berhalangan hadir.
ADVERTISEMENT
Dari situlah, keluarga memutuskan untuk membawa Riska ke pengobatan alternatif. Bahkan, semua pengobatan medis dihentikan.
"Kami memang diamkan dan pengobatan medis terputus saat kami bawa Riska ke pengobatan alternatif," ungkap ibu Riska.
Biaya Pengobatan Riska
Pemprov Riau langsung bergerak cepat begitu mendengar kabar Riska. Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir, membantu memasukkan nama Riska sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (JKN-KIS PBI) APBN.
Dengan dibantu program JKN-KIS, diharapkan keluarga Riska tidak perlu takut terkait biaya pengobatan.
"Semoga Allah SWT memberikan petunjuk terbaik kepada Riska agar mendapatkan pengobatan medis maksimal. Untuk pembiayaan, tidak masalah karena pasien sudah punya kartu JKN-KIS," ungkap Mimi dikutip Selasar Riau --partner 1001 media kumparan.
ADVERTISEMENT
Mimi juga memastikan Riska telah diperiksa dan didampingi dokter dari Poli Bedah Onkologi RSUD Arifin Achmad. Selain itu, keluarga Riska juga telah diberikan edukasi oleh tim dokter tentang upaya operasi amputasi terhadap Riska.
Kini, opsi mengamputasi kaki Riska tinggal menunggu persetujuan keluarga. Sedangkan pihak RS telah menyiapkan berbagai persiapan untuk operasi amputasi lutut kanan Riska.
Awalnya, operasi amputasi direncanakan paada Kamis (30/1) kemarin. Namun, operasi terpaksa diundur karena pihak keluarga masih ragu.
"Namun, persoalan paling mendasar adalah keragu-raguan keluarga inti atas rencana tindakan amputasi akan dilakukan dokter RSUD AA," jelas Mimi.
Rupanya, keluarga membawa Riska berobat ke RS Ibnu Sina, Pekanbaru, untuk mendapatkan opini kedua (second opinion) tindakan untuk dia. Mimi menjelaskan, sebenarnya secara persiapan tim dokter RSUD Arifin Achmad telah siap, baik operasi, kemoterapi, dan tindakan lainnya sesuai kebutuhan medis pasien.
ADVERTISEMENT
"Dokter di RSUD AA tidak pernah menganjurkan pasien Riska untuk dirujuk ke Jakarta dengan alasan keterbatasan alat, seperti diungkap selama ini," kata Mimi.
Kemenpora Turun Tangan
Kondisi kesehatan Riska yang terkena tumor ganas ini sampai ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Usai mendengar kabar Riska, Kemenpora juga ikut menggalang dana untuk biaya pengobatan Riska.
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Sulistiantoro Dewa Broto mengungkapkan penggalangan dana di internal Kemenpora sedang berjalan.
"Saya sedang galang dukungan (dana) internal Kemenpora," kata Gatot kepada kumparan, Sabtu (1/2) sore.
Tak hanya dari Kemenpora, sejumlah dana bantuan juga telah diberikan secara pribadi kepada salah satu pengelola Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Pekanbaru, Riau.
ADVERTISEMENT
"Kalau secara pribadi (dana) sudah dikirim melalui Pengda PBVSI Riau)," tuturnya.