Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Polisi Baik Hati Bantu Sunat Pria Pencuri Motor
2 Juli 2018 9:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Pengalaman menangkap seorang penjahat mungkin bukan kejadian luar biasa bagi seorang polisi. Sebab, hal itu memang sudah menjadi tugas aparat penegak hukum tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, hal berbeda terjadi kepada Bripka Nur Setyo dan Bripka Sunardi, Anggota Unit Reskrim Polsek Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta . Keberhasilan Nur Setyo dan Sunardi menangkap AK (22), pencuri sepeda motor yang sudah lima kali menjalankan aksinya itu, bisa jadi hal yang tak terlupakan bagi keduanya.
Alasannya bukan karena AK merupakan penjahat kelas kakap yang berhasil ditangkap, melainkan permintaan sang tersangka saat ia berhasil diciduk: ingin disunat .
AK ditangkap pada Senin (25/6). Ia merupakan pencuri sepeda motor yang sudah menjadi buron sejak sebulan lamanya. Pada 17 Mei yang lalu, Nur Setyo mendapat laporan penipuan yang dilakukan oleh AK dan salah seorang rekannya.
Penipuan itu dilakukan AK dan seorang kawannya, dengan menyasar anak kecil yang kerap membawa sepeda motor di jalanan.
ADVERTISEMENT
"Mereka ditipu oleh 2 orang laki-laki tidak dikenal sebagai pelaku, sehingga sepeda motor anak kecil tersebut (korban) dapat dikuasai dan bawa oleh 2 pelaku," ucap Nur Setyo, dikutip dari facebook IKABA 2002, Senin (2/7).
Nur Setyo bercerita, permintaan AK yang ingin disunat itu muncul saat ia tengah diinterogasi atas kejahatan yang ia lakukan. Mendengar pengakuan AK yang ingin disunat, Nur Setya bersama beberapa rekannya kaget dan tak bisa menahan tawa.
"Sunat wae durung kok dadi penjahat to koe ki, Le (sunat aja belum kok jadi penjahat kamu, nak)," tutur Nur Setyo saat itu.
Namun, tawa dari Nur Setyo dan rekan-rekannya lenyap ketika AK menceritakan alasannya. Nur Setyo mengatakan, AK belum disunat lantaran ia berasal dari keluarga yang tak harmonis. Orang tua AK, bercerai saat dia masih kecil.
ADVERTISEMENT
"Ibunya meninggal sejak dia kelas 2 SD. Bapaknya menikah lagi sampai 3 kali dan juga tidak mengurus dia. Sekolahnya hanya sampai kelas 5 SD. Selama ini tinggal bersama dengan Budhenya dan seringnya numpang tidur di rumah siapapun kawan-kawannya," tutur Nur Setyo.
Akibat kehidupannya yang luntang-lantung itu, AK akhirnya tumbuh menjadi pria yang tak terurus, tak tahu aturan, dan tentu saja, tak disunat.
Nur Setyo dan rekan-rekannya tak tega mendengar kisah pria malang tersebut. Meski ia seorang penjahat, bukan berarti polisi tak boleh membantunya.
"Saat itu kami bersepakat akan meng-khitan atau menyunatkan si AK. Saat kami utarakan ke dia, dia mengangguk dan berterima kasih kepada kami. Karena katanya, ternyata memang si AK telah mengidamkannya sejak lama," jelasnya.
Nur Setyo lalu meminta izin kepada pimpinan untuk memenuhi permintaan AK. Setelah mendapat persetujuan, akhirnya Nur dan beberapa rekannya meminta bantuan kepada salah seorang Mantri sunat, Erwan Aditanto.
ADVERTISEMENT
Eksekusi itu, lalu dilakukan di ruang tahanan. Tepatnya, pada tanggal 1 Juli 2018, sekitar pukul 05.00 WIB, selepas Salat Subuh.
"Diiringi kalimat syahadat yang terucap dari bibir AK, dipandu oleh Pak Mantri, AK menatap ke langit-langit ruang tahanan, maka si AK sebagai seorang lelaki muslim telah lebih sempurna agamanya," ucap Nur Setyo.
Usai disunat, AK tak bisa menutupi kebahagiannya. Senyum malu-malu terukir dari wajahnya.
Nur Setyo dan rekan-rekannya juga merasakan hal serupa. Ia merasa senang, telah berhasil memenuhi permintaan AK untuk disunat.
"Tak lupa saya salami dia, menyelamati dan berpesan berubahlah jadi orang baik. Saya tidak mau bertemu lagi dalam keadaan dia sebagai pelaku kejahatan dan saya sebagai penggempurnya. Saya ingin lain waktu besok-besok bertemu dalam keadaan baik, antara manusia yang saling bersua," tutur Nur Setyo.
ADVERTISEMENT