news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Presiden Guinea: Terguling Usai Ubah Konstitusi untuk Jabat 3 Periode

6 September 2021 14:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Guinea Alpha Conde berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Conakry, pada 16 Oktober 2020. Foto: JOHN WESSELS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Guinea Alpha Conde berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Conakry, pada 16 Oktober 2020. Foto: JOHN WESSELS / AFP
ADVERTISEMENT
Alpha Conde namanya sempat dielu-elukan warga Guinea, namun nasib berputar sangat cepat. Conde yang tadinya pahlawan kini berubah jadi musuh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Cerita soal kekuasaan Conde bermula pada 2010. Dulunya Guinea, negara kaya sumber daya di Afrika, dikenal sebagai selalu diperintah oleh diktator tangan besi.
Pada 1958 sampai 1984 Guinea berada di bawah Ahmed Toure. Lalu 1984 sampai 2008 Lansana Conte berkuasa. Keduanya setali tiga uang, sama-sama otoriter.
Presiden Guinea Alpha Conde berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Conakry, pada 16 Oktober 2020. Foto: JOHN WESSELS / AFP
Selepas 2008 terjadi kudeta, di sini nama Alpha Conde mulai muncul ke permukaan. Ia populer karena sosok yang dianggap demokratis.
Conde bahkan terang-terangan berani menentang pemimpin kudeta 2008 yaitu Mousa Camara. Sikapnya tersebut membuat Conde makin mendapat dukungan besar warga.
Hasilnya pada 2010, Conde berhasil menang pemilu secara adil karena mendapat pengawasan dan observasi lembaga asing.
Presiden Guinea Alpha Conde berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Kissidougou, pada 12 Oktober 2020. Foto: CAROL VALADE / AFP
Pada 7 November 2010, Alpha Conde , mendapat predikat bergengsi satu-satunya di Guinea, ia dilantik jadi Presiden pertama yang terpilih secara demokratis.
ADVERTISEMENT
Predikat mentereng di negara serawan Guinea adalah ancaman nyata. Pada 2011, rumah Conde diserang. Namun, ia berhasil selamat. Conde pun menang lagi pemilu 2015, untuk periode kedua yang harusnya jadi lima tahun final kekuasaannya.

Tiga Periode Lalu Terguling

Anggota pasukan khusus mengambil posisi selama pemberontakan yang menyebabkan penggulingan presiden Alpha Conde di lingkungan Kaloum di Conakry, Guinea 5 September 2021. Foto: REUTERS/Saliou Samb
Usai terpilih pada 2015 dan berhasil membawa Guinea melewati wabah Ebola, tentunya kekuasaan Conde makin besar. Pada 2019, Conde mengejutkan publik.
Dia diprospek untuk kembali berkuasa tiga periode. Hal itu berlawanan dengan konstitusi Guinea yang hanya mengizinkan presiden dua periode, dengan waktu jabatan per periode selama lima tahun.
Protes besar lalu digelar di ibu kota Conakry dan beberapa kota lainnya. Unjuk rasa menyebabkan puluhan warga sipil tewas.
Demo berujung nyawa, tetap tidak menahan Conde dan kroni-kroninya mengubah konstitusi lewat referendum. 23 Maret 2020, Guinea resmi mengizinkan Conde mencalonkan diri periode ketiga.
ADVERTISEMENT
18 Oktober 2020, Conde menyatakan diri sebagai pemenang. Rival utamanya pada pemilu Cellou Dalein Diallo menuduh Conde curang.
Hampir setahun berkuasa tiga periode, malang menimpa Conde. Pasukan Elite Guinea pimpinan Mamady Doumbouya melakukan kudeta. Istana Presiden dikepung dan Conde disekap.
Kini keberadaan Conde samar. Militer hanya mengatakan, Conde di tempat rahasia dan kondisinya aman.
Militer lalu berkata, setiap pejabat dan politikus pendukung Conde segera ditangkap.