Kisah Pria Ukraina Selamat dari Pesawat Jatuh di Iran

13 Januari 2020 14:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga melewati puing Malaysia Airlines flight MH17 yang jatuh tahun 2014 di Ukraina. Foto: AFP/DOMINIQUE FAGET
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga melewati puing Malaysia Airlines flight MH17 yang jatuh tahun 2014 di Ukraina. Foto: AFP/DOMINIQUE FAGET
ADVERTISEMENT
Seorang pria Ukraina boleh jadi merasa dirinya orang paling beruntung sejagat raya karena selamat dari jatuhnya pesawat di Iran. Seharusnya dia naik ke pesawat itu, namun memutuskan untuk mengganti jadwal penerbangannya.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Associated Press, Senin (13/1), pria tersebut adalah Andrey Buzarov, analis politik Timur Tengah dari Ukraina. Dia berada di Teheran untuk menghadiri konferensi yang diadakan Kementerian Luar Negeri Iran.
Buzarov telah memegang tiket untuk pulang ke Ukraina, yakni penerbangan maskapai Ukraine International Airlines nomor 752 dari bandara Teheran menuju Kiev pada 8 Januari 2020.
Sejumlah petugas menyisir lokasi jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee / WANA / via REUTERS
Namun Buzarov memutuskan menambah masa tinggalnya di Teheran hingga Jumat. Alasannya? Dia ingin jalan-jalan dan menikmati pemandangan kota. Keputusannya ini ternyata menyelamatkan nyawanya.
Pesawat Boeing 737-800 yang seharusnya dia naiki jatuh tidak lama setelah tinggal landas. Setelah awalnya membantah, Iran akhirnya pada Sabtu (11/1) mengaku militernya tidak sengaja menembak jatuh pesawat itu dengan rudal. Seluruh 176 penumpang dan kru tewas.
ADVERTISEMENT
"Saya mengetahuinya beberapa jam setelah kecelakaan. Kawan saya, orang Iran, datang dan menunjukkan foto dari media sosial lokal Iran. Media belum menuliskannya, tidak ada informasi apapun," kata Buzarov.
Dia mengaku sangat beruntung. Hal pertama yang dilakukannya adalah memberi tahu ibunya bahwa dia masih hidup. Masalahnya, ibunya tinggal di wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak dan sinyal sangat sulit.
Petugas memeriksa barang-barang korban jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee / WANA / via REUTERS
Ibunya menggunakan Facebook, tapi media sosial itu dilarang di Iran. Namun dia berhasil membuka Facebook setelah menggunakan VPN.
"Lalu ibu saya jadi tenang," kata Buzarov.
Jatuhnya pesawat Ukraina terjadi di tengah ketegangan antara Iran dan AS atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani. Ribuan orang mengantarkan jasad Soleimani ke makamnya, seraya mengecam AS.
ADVERTISEMENT
Namun setelah Iran mengakui menembak jatuh pesawat Ukraina, opini di negara itu berubah 180 derajat. Aksi protes menggema di Teheran dan beberapa kota, memprotes tindakan pemerintah Iran.
"Protes ini menunjukkan tingkat ketidakpercayaan generasi muda terhadap politisi di dalam Iran," kata Buzarov.