Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Kisah Prof Sarjiya: Anak Penjual Gula Jawa yang Jadi Guru Besar UGM
2 Februari 2024 10:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM Sarjiya kini telah resmi dikukuhkan sebagai guru besar UGM. Momen haru terekam dalam pengukuhan yang berlangsung di ruang Balai Senat UGM, Kamis (1/2).
ADVERTISEMENT
Prof Sarjiya lahir di Lendah, Kabupaten Kulon Progo pada 51 tahun yang lalu. Ayahnya, Pujidiyono, bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping.
Sementara sang ibu, Sumirah, pedagang gula jawa. Saban hari, Sumirah keliling jalanan di Kota Yogyakarta menjajakan dagangannya.
"Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah," kata Prof Sarjiya dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (2/2).
Kedua orang tua Prof Sarjiya tak bisa baca tulis lantaran tak mengenyam bangku sekolah. Namun, itu tak menyurutkannya untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
"Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan," kata.
ADVERTISEMENT
"Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Sarjiya adalah anak keempat dari lima bersaudara.
Usai pidato, Sarjiya pun langsung mendatangi sang ibu, bersujud dan memeluknya. Lalu dia menyalami empat saudara perempuannya.
Momen bahagia ini tak bisa disaksikan sang ayah yang telah berpulang.
Pidato pengukuhan Sarjiya sendiri berjudul Integrasi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan.
Sarjiya dalam pidatonya menjelaskan soal pentingnya transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia. Menurutnya diperlukan pemanfataan secara optimal seluruh potensi energi baik terbarukan maupun non terbarukan.
Sarjiya menempuh pendidikan S1 Teknik Elektro UGM, lalu lanjut Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM. Pendidikan doktor diselesaikan di prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.
ADVERTISEMENT