Kisah Rida, Guru di Pelosok Bengkulu yang Ajarkan STEM lewat Pupuk Organik

25 November 2024 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rida Marlenie saat mengajarkan siswa menggunakan Canva di kelas. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Rida Marlenie saat mengajarkan siswa menggunakan Canva di kelas. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Tak banyak sekolah di pedalaman yang mampu berinovasi seperti SMPN 22 Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Di tengah keterbatasan akses dan sarana prasarana, sekolah dapat memproduksi pupuk super organik sebagai implementasi STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).
ADVERTISEMENT
Adalah Rida Marlenie, guru bahasa Inggris yang menginisiasi program di sekolah itu. Dia bersama sejumlah perwakilan sekolah awalnya mendapat undangan program STEM and Enculturation di Singapura tahun 2023 lalu. Melalui kerja sama pemda Bengkulu Tengah, Kemendikbudristek, dan National Institute of Education Singapura, Rida mendapat pelatihan dari para ahli. Dia kemudian menerapkan isi pelatihan dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
Lulusan program S2 di Universitas Bengkulu itu menjelaskan, ide pembuatan pupuk itu bermula dari adanya masalah bersama terkait limbah. Dia melihat ada banyak limbah tambah batubara di daerah sana. Awalnya dia dan timnya berniat membuat alat penyulingan air. Mereka lalu memilih opsi lain, yakni pupuk kandang yang bahannya mudah ditemukan: kotoran kerbau. Pembuatan pupuk dinilai lebih cocok diterapkan di sekolah.
ADVERTISEMENT
“Kita lihat dari sisi manfaat, kita coba yang pupuk dulu, jadi bahan-bahanya anak-anak kan tidak perlu cari ke mana-mana. Di desa banyak, ditambah bahan-bahan yang lain, kemudian ada beberapa zat kimia,” ujarnya kepada kumparan, Jumat (22/11/2024).
Rida saat diumumkan jadi penerima penghargaan Jambore GTK Hebat di Provinsi Bengkulu 2024. Foto: Dok. Pribadi
“Memang STEM-nya tidak terlalu tampak, ya, karena engineering di situ, kan, belum, kan. Tapi kalau untuk pemula seperti kami di desa, di pedalaman itu sudah hasilnya luar biasa,” imbuh Rida.
Rida menjelaskan bahwa program ini merupakan kolaborasi dengan guru-guru mata pelajaran IPA. Dengan proyek pupuk super organik ini, mereka mengintegrasikan STEM ke dalam nilai-nilai Pancasila.
“Jadi, mereka mencari bahan-bahan di desa mereka seperti kotoran kerbau, sekam padi, itu, kan, semua ada di desa. Nanti kita mengolahnya, mengemasnya juga berkelompok. Jadi, di situ tercipta gotong royong, semangat kekeluargaan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Hari Guru Nasional 2024: Guru Hebat, Indonesia Kuat #PendidikanBermutuUntukSemua. Foto: Kemendikbudristek
Para siswa yang terlibat merupakan seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9. Mereka, kata Rida, sangat antusias mengikuti proses pembuatan pupuk. Guru-guru juga menyambut baik program ini.
Tak berhenti di situ, Rida juga membekali siswanya dengan kemampuan menggunakan aplikasi Canva untuk mendesain label pupuk hingga membuat poster. Dia menuturkan bahwa sekolahnya tergolong kecil dengan jumlah siswa sekitar 25 anak–merupakan satu-satunya SMP di Desa Tanjung Raman, Kecamatan Taba Penanjung. Untuk mengoperasikan Canva, satu laptop bisa dipakai beramai-ramai. Namun, ini tak menghalangi siswa untuk berkarya.
“Kemudian setelah mereka mendesain itu, saya juga mengajarkan anak-anak untuk mempromosikan pupuk mereka melalui media sosial mereka. Nah, itu jangka panjangnya begitu,” ujar Rida.
Rida bersama para guru dan siswa SMPN 22 Bengkulu Tengah saat berhasil membuat pupuk super oganik tahun 2023 lalu. Foto: Dok. Pribadi
Pupuk super organik buatan siswa SMPN 22 Bengkulu Tengah sempat dipamerkan pada acara Bulan Merdeka Belajar. Hasilnya, 30 bungkus berisi 5 kg pupuk, habis diborong pengunjung.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Rida mengembangkan program ini, mengantarnya menjadi guru penerima penghargaan Jambore GTK Hebat Dedikatif Provinsi Bengkulu 2024. Kisah Rida turut menggaungkan semangat Hari Guru Nasional 2024 #PendidikanBermutuUntukSemua.
“Karya saya itu sebenarnya bukan untuk apa, hanya untuk berbagi. Berbagi pengalaman, berbagi praktik, saya kemas dengan baik di dalam satu video. Saya ceritakan melalui narasi-narasi dan Alhamdulillah diapresiasi dengan memenangkannya,” kata Rida.
“Jangan melihat kekurangan sekolah kita, mau di mana pun kita berada, kita sudah bertugas, kedepankanlah pembelajaran-pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Karena sesungguhnya proses dari ini semua adalah murid, intinya. Jadi, kita harus mengikuti zaman,” pungkasnya.