Kisah RS Indonesia di Gaza: Pernah Penuh Kotoran Tentara Israel

26 Oktober 2024 2:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pembina Mer-C, dr. Sarbini Abdul Murad pada program Diptalk di kumparan, Kamis (24/10). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pembina Mer-C, dr. Sarbini Abdul Murad pada program Diptalk di kumparan, Kamis (24/10). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah pilu dituturkan Ketua Dewan Pembina MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad, soal kondisi RS Indonesia di Gaza. RS itu pernah dijarah Israel, dibakar dan dijadikan sarang sniper bagi militer Israel.
ADVERTISEMENT
Tapi, yang tak kalah pilu, RS itu pernah penuh dengan kotoran tentara Israel. Hal ini terjadi kala Israel yang berhasil menguasai RS itu, menjadikannya sarang sniper.
Saat Israel meninggalkan RS itu, warga Gaza utara akhirnya kembali untuk memperbaiki.
"Ketika warga datang untuk memperbaiki, membersihkan rumah sakit itu. Maaf ya. Itu kaya wc umum di situ. Maaf semua kotoran. Di mana-mana kotoran. Mereka itu membersihkan, warga (Gaza) utara itu membersihkan rumah sakit itu," ucap Murad di acara DipTalk, kumparan, pada Jumat (25/10).
Israel sendiri pergi dari RS itu karena tekanan dari dunia internasional. Salah satunya, komentar dari Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby. Ia menanggapi surat yang dikirim oleh MER-C kepada Presiden Joe Biden.
ADVERTISEMENT
Israel sendiri merasa rumah sakit itu jadi tempat persembunyian yang sempurna. Mereka merasa, Hamas tak mungkin menyerang rumah sakit.
"Israel tahu dia. Ini rumah sakit ini, nggak mungkin dong Hamas menghajar rumah sakit itu. Jadi benteng. Kita nggak mau seperti itu. Pinter dia. Licik dia. Licik," kata Murad.
Selain itu, Israel juga merusak beberapa peralatan penting dari rumah sakit itu. Salah satunya sebuah alat radiologi buatan Jerman senilai Rp 25 milliar.
"Kayak WSG lah, alat-alat radiologi namanya. Itu dibakar. Belum generatornya, belum panelnya, itu rusak semua," kata Murad.
Rumah sakit ini begitu berarti bagi warga Gaza. Rumah sakit ini merupakan yang terbesar ke-dua di Gaza, setelah RS Al-Shifa.
ADVERTISEMENT
"Nah itu kita nomor dua besar setelah Al-Shifa. Kira-kira gini (perbandingannya), kalau Al-Shifa itu Cipto (RS Cipto Mangunkusumo), kita itu kira-kira (RS) Fatmawati lah," tutup Murad.