Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Kisah Salat Jenazah Nenek Rohbaniah yang Menunggu 1,5 Jam
13 Maret 2017 20:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Kesulitan untuk melakukan proses salat jenazah almarhum nenek Siti Rohbaniah (80) sempat dialami Jaeni Irma Suryani dan keluarganya. Warga RT 05/RW 02 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu harus menunggu 1,5 jam untuk menyalatkan jenazah di masjid setempat.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga nenek Rohbaniah harus tanda tangan surat kesediaan memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang muslim.Â
"Kalau dibilang ditolak, nggak sih, nggak ada. Cuma memang sempat setelah dimandikan, dikafani, ini sempat satu jam setengah proses untuk disalatkan," ungkap Jaeni, cucu nenek Rohbaniah saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kediaman, Senin (13/3).
Nenek Rohbaniah meninggal dunia pada Rabu (8/3) malam pukul 19.30 WIB dikarenakan menderita sakit. Pagi harinya, Kamis (9/3), pihak keluarga mengurus proses pemakaman sang nenek.
Namun setelah dimandikan dan dikafani keluarga memiliki kendala saat akan menyalatkan. Pihak keluarga harus mendatangani surat kesediaan yang disodorkan ketua RT setempat.Â
"Isinya itu hanya kesediaan untuk memilih pasangan (Cagub-Cawagub) muslim, pemimpin muslim," beber Jaeni.Â
ADVERTISEMENT
Setelah itu jenazah nenek Rohbaniah disalatkan keluarga dan beberapa orang warga di masjid Darussalam. Almarhum nenek Rohbaniah kemudian dimakamkan pada Kamis (9/3) sekitar pukul 11.00 WIB.Â
Terkait alasan proses penyalatan yang membutuhkan waktu tunggu itu Jaeni mengaku tak mengetahuinya. Surat kesediaan yang disodorkan ketua RT dikatakannya juga bukan suatu pemaksaan.Â
"Kalau kendalanya kenapa, nggak tahu sih, nggak jelas juga," tutur Jaeni.Â
Jaeni mengatakan beberapa hari belakangan banyak membaca pemberitaan adanya penolakan warga untuk menyalatkan almarhum neneknya. Jaeni meluruskan jika tidak ada penolakan tersebut.Â
"Kalau dari keluarga kami tidak ada hal penolakan untuk disalatkan, hanya prosesnya seperti itu," ujarnya.Â
Kemudian terkait dukungan calon Cagub-Cawagub ia mengaku jika almarhum nenek Rohbaniah tidak ikut memberikan suara pada pilkada tahun 2017 ini. Sebab nenek Rohbaniah telah lama terbaring di tempat tidur karena sakit.Â
ADVERTISEMENT
"Almarhum sudah pikun, sudah sakit lama. Kesehariannya tidur aja di rumah," tutur Jaeni.
Sementara terkait surat pernyataan itu, Lurah Pondok Pinang Hendi Nopriandi membenarkan adanya surat pernyataan kesediaan memilih pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta muslim dalam proses salat jenazah almarhum nenek Siti Rohbaniah (80). Kasus ini kini ditangani pihak kepolisian.Â
"Sekarang sudah ditangani pihak kepolisian, surat penyataan juga sudah ditaruh di Polsek (Kebayoran Lama)," ungkap Hendi saat dihubungi kumparan.