Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisah Siti Mudik dari Kp Rambutan: War Tiket Sebulan Lalu, Sedih Tak Bareng Anak
5 April 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perjuangan Siti Rodiah (40) untuk mudik ke kampung halamannya di Bengkulu. Ia harus pesan tiket offline di Terminal Kampung Rambutan, dari jauh hari sebelum Lebaran tiba.
ADVERTISEMENT
Siti tak mau ambil risiko. Takut ada kendala bila beli secara online, malah tak jadi pulang nantinya.
"Beli tiketnya manual, langsung ke sini. Waktu itu seminggu sebelum puasa sudah datang ke sini, ya satu bulan lalulah sudah DP," kata Siti saat diwawancarai, Jumat (5/5).
Meski harus 'war' dari sebelum Ramadan, ia tetap lega ketika tiket sudah ada di tangannya. Selain itu, kursi incarannya pun didapat. Ini membuatnya makin bahagia.
"Kalau datangnya sudah puasa kita enggak akan dapat bangku nomor 1 atau 2, biasanya dapat bangku di tengah atau belakang," ujarnya.
Selain bahagia dapat tiket, Siti juga mengungkap sedikit rasa sedihnya.
Sebab, kini ia mudik sendirian. Biasanya saban tahun ditemani oleh anaknya.
ADVERTISEMENT
"Ada sedih ada senangnya sih, sedihnya kan kita sendiri biasanya ada anak yang nemenin sekarang enggak ada," tutur Siti.
Kisah Jau
Kisah lainnya hadir dari Jauhari Pratama (24) bersama kawan-kawannya yang begitu bersemangat. Ini kali pertamanya mereka mudik ke Lampung menggunakan transportasi umum.
Biasanya, Jau--sapaan Jauhari--memacu mobilnya sendirian ke tanah Sumatera. Namun suasana berbeda ingin dirasakan.
"Memang sengaja pulang di H-seminggu biar gak terlalu terjebak macet, saya sama kawan-kawan dari koperasi mau ke Lampung," katanya.
"Senang lah bisa mudik bareng, cuti juga agak lama 10 hari. Biasanya cuma 1 minggu, ini lumayan dari biasanya," tambahnya.
Namun Jau tetap takut 'kemacetan', khususnya di Pelabuhan Merak. Ia berharap bisa menikmati hal itu bersama kawan-kawannya.