Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Kisah Sopir Jaklingko Gagal Mudik Lebaran: Tak Dapat THR, Uang Pas-pasan
1 April 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang sopir angkutan umum Jaklingko, Afrizal (64 tahun) gagal mudik ke kampung halamannya di Bukittinggi, Sumatera Barat, karena tak dapat tunjangan hari raya (THR). Menurutnya, pendapatannya sebagai sopir tak cukup untuk ongkos pergi ke sana.
ADVERTISEMENT
“Otomatis, siapa pun enggak mudik, pasti enggak ada duit. Kerja sebagai sopir Jaklingko boleh dikatakan kurang lah. Pas-pasan lah,” ujarnya saat ditemui di depan rumah Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (1/4).
“Makanya enggak mudik. Banyak (tanggungan), kita masih ngontrak. Kalau anak sih alhamdulillah udah enggak ada yang sekolah. Masih ngontrak. Jadi bagaimana bayar kontrakan, untuk sehari-hari. Jadi enggak bisa kita pulang ke kampung,” sambungnya.
Afrizal mengaku biasa mudik ke kampung halaman menggunakan bus. Dia menghabiskan uang sebesar Rp 5 juta rupiah untuk pulang-pergi Jakarta-Bukittinggi bersama istrinya.
Afrizal menjelaskan, bahwa pekerjaannya tak seperti karyawan lainnya yang mendapatkan THR dengan nominal yang pasti dari perusahaan.
“Ada, dari koperasi itu ada. Tunjangan bukan tunjangan THR-nya, ada, itu bukan THR. Jadi setiap bulan kita dipotong, dikumpulin, setiap kilometer, bukan setiap, kita kan penghasilan kilometer,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kilometer kita banyak satu tahun, pasti THR kita gede. Kalau kita kilometernya sedikit ada yang dapet 3 juta, ada yang 2 juta 800, ada yang 4 juta. Jadi gak seperti di perusahaan-perusahaan gitu loh,” tuturnya.
“Tunjangan? Itu seperti yang saya bilang tadi itu dari Transjakarta gak ada, dari Pemprov gak ada,” tambahnya.
Di umurnya yang sudah tidak muda lagi, kontrak kerja Afrizal akan berakhir pada Desember 2025 mendatang. Namun, ia masih ingin bekerja. Oleh karena itu, ia datang ke rumah Rano Karno untuk menagih janji kampanyenya.
“Sedangkan dulu Pak Pram dan Doel waktu kampanyenya bagi saya tidak ada masalah-masalah umur kan. Yang penting masih sehat. Masih bisa bekerja,” ucapnya.
“Ayo kerja. Kan dikira begitu dulu. Itu juga nanti kami akan tuntut. Boleh katakan sopir Jaklingko di DKI ini sekitar ya hampir 50 persenlah di atas 50 tahun. Ya, itu yang kita mau perjuangkan,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Afrizal juga ingin menuntut kesejahteraan bagi sopir Jaklingko, mulai dari kesehatan hingga pendapatan.
Sayangnya, ia juga gagal untuk bertemu Rano di open house rumahnya hari ini. Afrizal pun mengaku kecewa.
“Iya, kecewa lah pasti ya. Tapi kita tidak usah ngomong kecewa lah. Keadaan seperti ini kita harus juga tahu diri lah ibaratnya. Bukannya kita doang. Ribuan orang yang datang. Bukan ratusan lagi, ribuan orang,” pungkasnya.