Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Kisah Sukarno Larang Timnas RI Bertemu Israel di Kualifikasi Piala Dunia 1958
14 Maret 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 30 Maret 2023 8:07 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada 20 Mei mendatang. Israel pun akan menjadi salah satu negara yang dipastikan datang di gelaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Keikutsertaan Israel lalu menimbulkan pro dan kontra. Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, meminta pemerintah bersikap tegas untuk tak membuka pintu bagi Israel.
Saat Sukarno masih menjabat sebagai Presiden, ia bahkan pernah menentang keras pertandingan Timnas Indonesia bersama Israel.
Lantas, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Maulwi Salean merupakan saksi sejarah di balik penolakan keras Sukarno terhadap pertandingan bola antara Indonesia dengan Israel. Hal ini terungkap dalam wawancaranya bersama dengan Historia pada 2014 lalu.
Ajudan pribadi Sukarno itu bercerita bahwa Indonesia ada di Subgrup 1 saat di babak kualifikasi pada tahun 1957. Kala itu, Indonesia berhasil mengalahkan tim China dengan skor 2-0. Namun, China membalas kekalahan tersebut dengan menciptakan skor 4-3 melawan Indonesia ketika bertanding di Beijing pada pertemuan kedua yang dihelat 2 Juni 1957.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Indonesia dan China memainkan babak play-off yang berlangsung di Rangoon, Myanmar, pada 23 Juni 1957. Di pertandingan itu, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang China dengan skor 0-0. Indonesia pun berhak lolos ke babak selanjutnya karena unggul agregat gol.
Sementara itu, Israel berhasil lolos ke babak pertama usai Turki mengundurkan diri di Subgrup 2. Singkat cerita, tibalah di babak kedua, pemenang babak pertama dipecah menjadi dua yang membuat Indonesia dipertemukan oleh Israel.
Di bawah pemerintahan Sukarno, Indonesia lebih memilih mengundurkan diri daripada harus menghadapi Israel. Sebelumnya, Israel meminta pertandingan digelar dua leg yakni di Tel Aviv dan Jakarta. Namun, permintaan tersebut ditolak. PSSI sejatinya sempat meminta pertandingan digelar di tempat netral, tetapi ditolak oleh FIFA.
ADVERTISEMENT
FIFA kemudian memutuskan Israel menang WO (Walk Out) sehingga berhak melaju ke babak ketiga. Buntut sikap tegas Indonesia menolak mengakui keberadaan Israel, giliran Turki yang protes terhadap kehadiran negara tersebut dengan ikut mengundurkan diri dalam fase selanjutnya. Kala itu, Turki dan Israel sedang mengalami ketegangan ketika terjadi krisis di Terusan Suez.
Di babak ketiga, akhirnya Sudan bertemu dengan Israel. Akan tetapi, Sudan memilih mengikuti langkah Indonesia, dengan menolak bertanding melawan Israel karena boikot Liga Arab.
Israel pun melaju ke babak selanjutnya. Namun, FIFA enggan melihat Israel melangkah ke putaran final Piala Dunia 1958 tanpa menendang bola sekali pun. Alhasil, mereka memutuskan Israel dipertemukan dengan Wales yang berada di posisi sembilan klasemen Kualifikasi Piala Dunia 1958 zona Eropa.Wales pun berhasil menghajar Israel kandang-tandang.
Dalam buku Football Villains (2010) yang ditulis Owen A. McBall, Indonesia kala itu memang sedang getol-getolnya mengumandangkan perlawanan terhadap neokolonialisme. Indonesia menganggap Israel sebagai penjajah rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
Sejak awal Indonesia merdeka, Presiden Sukarno tak mengakui kemerdekaan Israel yang diproklamirkan oleh David Ben Gurion pada 14 Mei 1948. Saat awal menggagas gelaran Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1953, Indonesia bersama Pakistan menolak keras Israel untuk diikutsertakan dalam konferensi dalam mencapai perdamaian di dunia tersebut.
Meski begitu, Indonesia pernah menerima pebulutangkis Israel Misha Zilberman di Kejuaraan Dunia Badminton 2015 di Istora Senayan, Jakarta. Namun, kedatangan Zilberman pernah melalui sedikit drama lantaran ia kesulitan mendapatkan visa ke Indonesia.
Tanpa visa masuk Indonesia, Zilberman hanya tertahan di Singapura. Pihak Panpel Kejuaraan Dunia 2015 akhirnya turun tangan mengurusi visa Zilberman setelah mendapat desakan dari BWF. Atlet 33 tahun itu akhirnya mendapatkan visa masuk Indonesia 11 jam sebelum tampil di Kejuaraan Dunia 2015.
ADVERTISEMENT
Terkait Piala Dunia U-20 2023, Kemlu RI memastikan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak akan goyah. Hal ini disampaikan jelang keikutsertaan Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia Mei mendatang.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa posisi Indonesia konsisten, dan akan tetap konsisten,” tegas Faizasyah dalam press briefing Kemlu, Jumat (10/3).
“Dalam kaitan ini ketuanrumahan Indonesia di U-20 tidak akan menggoyahkan sedikitpun posisi konsisten Indonesia terhadap Palestina,” sambung dia.
Sementara itu, Ketum PSSI, Erick Thohir, berharap urusan sepak bola tak dicampur dengan kondisi politik, seraya menegaskan bahwa keamanan Timnas Israel U-20 selama Piala Dunia U-20 2023 akan dijamin.
“Kemarin sudah ada rapat. Kalau PSSI fokusnya ke penyelenggaraan, kami fokus di situ. Kami juga fokus mempersiapkan timnas, urusan politik itu domain-nya bukan di kami, itu jelas domain pemerintah,” ujar Erick.
ADVERTISEMENT