Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Titi Wati, Perempuan Berbobot 350 Kg dari Palangka Raya
7 Januari 2019 16:18 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Titi Wati tak kuasa mengangkat tubuhnya sendiri dari tempat tidur. Perempuan berusia 37 tahun yang tinggal di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, itu memiliki berat badan sekitar 350 kilogram.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada saya untuk pengobatan menurunkan berat badan yang sudah mencapai sekitar 350 kilogram lebih," kata Titi yang kini hanya bisa tengkurap di tempat tidur, seperti dilansir Antara, Senin (7/1).
Titi merasakan berat badannya meningkat drastis dalam tujuh tahun terakhir. Dia kini diperkirakan merupakan perempuan tergemuk di Kalimantan Tengah.
Berbagai cara dilakukan Titi untuk menyembuhkan obesitas atau kelebihan berat badan. Di antaranya dengan mengonsumsi minuman herbal penurun berat badan. Cara itu diakuinya menunjukkan hasil karena berat badannya sempat berkurang.
Namun, karena harga minuman herbal itu makin mahal, Titi tidak sanggup lagi membelinya. Walhasil, pola makannya pun kembali membuat berat badannya naik lagi.
"Setelah tidak mampu membeli minuman herbal penurun berat badan itu, sayapun menjalani aktivitas saya seperti orang normal. Makan dan minum pun juga tidak terkontrol lagi, sehingga berat badan saya yang saat itu sempat 167 kilogram, kini menjadi 350 kilogram lebih," katanya.
Ibu satu anak itu mengaku memang suka makan camilan setiap harinya. Bahkan minuman es dan makanan gorengan, tidak luput jadi santapannya setiap hari.
ADVERTISEMENT
Kini Titi berjuang dengan mengurangi porsi makan camilan. Dia khawatir badannya terus membesar. Titi merasa tersiksa. Untuk berdiri saja, dia tidak mampu menahan berat badannya.
"Setiap kali bangun tidur bagian kaki saya selalu sakit seperti keram, kemudian badan terasa sakit semua," ucap perempuan yang memiliki hobi bernyanyi itu.
Titi mengaku tidak pernah melakukan pengobatan atau memeriksa kondisi kesehatannya ke dokter dan rumah sakit.
Sang suami, Edi (52), tetap setia mendampingi istrinya itu. Titi mengatakan suaminya tetap memberi dukungan dengan cara mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan.
"Kata suami saya, ambil hikmahnya saja dan syukuri keadaan yang sudah diberikan Tuhan. Mau bagaimana lagi kami berbuat kalau ini sudah nasib dari keluarga kami," kata Titi menirukan perkataan suaminya yang bekerja sebagai pencari kayu hutan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Herlina (19) yang merupakan putri semata wayang Titi berharap ibunya itu mendapat bantuan dari sejumlah pihak. Di antaranya adalah pemerintah setempat dan para dermawan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita ibunya.
"Besar harapan kami agar ibu saya mendapatkan uluran tangan dari para dermawan serta pemerintah untuk membantu pengobatan. Kami pasrah dan apa boleh buat dengan kondisi perekonomian kami yang tidak mampu untuk melakukan pengobatan ibu agar bisa kembali normal seperti sediakala," ujarnya.