Kisah TKW Blora Merantau 21 Tahun di Saudi dan Dimakamkan Dekat Masjidil Haram

24 Maret 2021 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KJRI Jeddah Bantu pemakaman SMA di Makkah. Foto: Sumber: Pensosbud KJRI
zoom-in-whitePerbesar
KJRI Jeddah Bantu pemakaman SMA di Makkah. Foto: Sumber: Pensosbud KJRI
ADVERTISEMENT
SMA, perempuan berusia 53 tahun asal Blora, Jawa Tengah, meninggal di Arab Saudi pada Kamis (18/3). Dia dimakamkan di Ma’la, kompleks pemakaman ternama di Makkah yang berjarak beberapa ratus meter dari Masjidil Haram.
ADVERTISEMENT
Di kompleks pemakaman ini pula, isteri pertama Rasulullah Muhammad SAW, Khadijah binti Khuwailid al-Asadiyah, dikebumikan.
Kisah SMA adalah kisah perjuangan pekerja migran Indonesia. Sudah 21 tahun dia bekerja sebagai asisten rumah tangga pada keluarga Saudi di daerah Thaif.
Dalam siaran pers KJRI Jeddah, Rabu (24/3), disebutkan bahwa SMA yang rutin datang memperpanjang paspor, bercerita tak pernah kembali ke Tanah Air, sejak 21 tahun lalu.
Saat itu di awal 2020, petugas KBRI Jeddah kemudian menanyai SMA, soal pekerjaannya dan hak-haknya.
Almarhumah kala itu menuturkan sisa gajinya senilai 134 ribu riyal lebih masih ada di majikan. Dia juga menuturkan tak pernah berbagi kabar ke keluarganya.
KJRI Jeddah Bantu pemakaman SMA di Makkah. Foto: Sumber: Pensosbud KJRI
Petugas KJRI Jeddah yang kaget mendengar cerita SMA, lalu membantu almarhumah dengan mencoba menghubungi pihak keluarganya di Tanah Air .
ADVERTISEMENT
KJRI Jeddah menelusuri agen yang memberangkatkan SMA dengan harapan dapat memperoleh alamat lengkap dan nomor kontak keluarga.
"Bisa jadi, lantaran terlalu lama tinggal di Arab Saudi dan sangat jarang berkomunikasi dengan keluarga, SMA kurang perhatian akan pentingnya nomor kontak keluarga," demikian penjelasan KJRI Jeddah.
Berkat bantuan Polsek dan instansi terkait di daerah, pihak keluarga SMA akhirnya berhasil dihubungi. SMA diminta petugas agar berbicara langsung dengan keluarga dan mengabari mereka bahwa dirinya baik-baik saja.
KJRI Jeddah Bantu pemakaman SMA di Makkah. Foto: Sumber: Pensosbud KJRI
Kala itu, KJRI dan pihak keluarga meminta agar SMA segera pulang, tapi dia memohon agar diberikan kesempatan menambah 1 tahun lagi.
“Atas permintaan almarhumah kepada keluarga melalui video call dari KJRI, dia minta untuk nambah waktu satu tahun lagi,” ujar petugas Pelayanan dan Pelindungan Warga (Yanlin) KJRI Jeddah.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti bunyi pepatah, manusia sekadar bisa berencana, tapi takdir Tuhan yang menentukan. Belum sempat bertemu keluarga dan menikmati hasil jerih payahnya, ajal keburu menjemputnya.
SMA tutup usia, genap setahun sejak kedatangannya ke KJRI. Dia meninggal akibat komplikasi yang menggerogoti raganya, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan penurunan sirkulasi darah.
"Tugas terakhir KJRI setelah mengantar almarhumah ke pembaringan terakhir, adalah mengurus hak-haknya. Atas izin Allah SWT, tim petugas diberikan kemudahan mengurus hak-hak almarhumah dan telah menyampaikannya kepada ahli waris," demikian keterangan KJRI Jeddah.
Ambillah Cuti Setiap 2 tahun dan Tengoklah Keluarga
Berkaca kepada peristiwa di atas, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, dalam setiap kesempatan bertemu warga mengingatkan, agar setiap WNI mengambil hak cuti setiap dua tahun untuk pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Tak ada yang melarang Anda mencari rezeki di negeri orang, tapi jangan lupa usia dan kampung halaman, terlebih-lebih keluarga,” pesan Konjen Eko Hartono.
Beragam alasan dikemukakan oleh PMI saat ditanya petugas, mengapa tidak pulang hingga waktu yang begitu lama. Sebagian beralasan karena belum menunaikan ibadah haji. Sebagian bilang utang belum lunas. Sebagian lagi mengaku tidak punya siapa-siapa lagi di kampung halaman.
Ada pula yang beralasan punya masalah keluarga. Bahkan yang ironis, dia tak mau pulang karena majikan baik dan menganggapnya layaknya anak sendiri.
“Jangan sampai menua di negeri orang, akhirnya sakit-sakitan,” pungkas Konjen berpesan.