Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelum jadi Wali Kota Seoul, Park Won-soon adalah aktivis HAM serta hak perempuan dan pengacara top di Korsel. Aksi dan tindakan Park dikenal luas karena mempromosikan kesetaraan gender, di tengah masyarakat Korsel yang patriarkis dan konservatif.
Ketika menjadi pengacara pada era 1990-an, Park menggoreskan sejarah manis. Dia berhasil menjadi salah satu pengacara pertama yang menang atas kasus kekerasan seksual.
Park kemudian kerap memberikan bantuan hukum kepada eks wanita penghibur Korsel yang bekerja di rumah bordil Jepang di masa Perang Dunia II.
Park juga memberikan pujian kepada wanita yang berani mengungkap kekerasan seksual oleh politikus Korsel. Hal itu dilakukan Park saat gerakan #MeToo tengah mengemuka pada 2018.
"Tekad para pahlawan wanita tidak cukup. Saya pikir kami perlu adanya solidaritas sosial," kata Park seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Setelah menuliskan tinta emas dan bahkan digadang-gadang sebagai calon kuat Presiden Korsel, kontroversi menghantam Park sehari sebelum dirinya tewas.
Seorang sekretaris yang bekerja dengannya sejak 2015 melaporkan Park atas dugaan pelecehan seksual pada Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan sebuah dokumen yang tadinya ditujukan sebagai pernyataan resmi korban, Wali Kota Seoul tersebut diduga melakukan pelecehan seksual saat jam kerja.
Salah satu tindakan yang diduga dilakukan Park adalah memeluk sekretarisnya di dekat kamar tidur yang berada di kantornya.
Bukan cuma itu, Park juga dituduh pernah mengirimkan selfie dirinya sedang di tempat tidur hanya menggunakan pakaian dalam kepada korbannya. Foto tersebut disertai pula dengan kalimat tak pantas.
"Saya mencuci otak saya sendiri, menanggung ketakutan, dan penghinaan luar biasa bahwa semua ini terkait kepentingan Kota Seoul, saya sendiri, dan Pak Wali Kota," ucap korban.
ADVERTISEMENT
Beberapa aktivis hak perempuan menuduh, Park sengaja bunuh diri untuk terhindar dari hukuman.
Berbagai dugaan miring yang dialamatkan kepada Park, membuat keluarga bereaksi. Mereka meminta agar kepergiannya diikhlaskan dan tak ada lagi penyebaran tuduhan tak berdasar kepada Park.
"Terlepas dari kebenaran atau tidak, jika fitnah tersebut dilanjutkan, kami akan merespons dengan tindakan hukum," sebut eks Wali Kota Seoul yang mewakili keluarga Park, Moon Mi-ran.
Park dilaporkan hilang oleh putrinya pada hari Kamis (9/7) setelah menemukan surat wasiat Park. Sekitar Jumat (10/7) dini hari, jasad Park ditemukan di pegunungan utara Seoul.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini