Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Datangnya virus corona ke Indonesia seolah menjadi penutup panggung bagi pekerja seni wedding singer. Salah satunya dialami Erwan Joko Prasetiyo (33), seorang wedding singer asal Salatiga, Jateng, yang sudah menggeluti bidang ini sejak 2006.
ADVERTISEMENT
Tak ada lagi undangan menyanyi di acara pernikahan di akhir pekan. Jadwal manggung di cafe atau acara gathering pun ikut hilang. Untuk menutupi kebutuhannya, pria yang memiliki tiga anak itu, terpaksa mengamen di sejumlah lokasi di Semarang.
Aksinya itu lalu diketahui oleh mantan klien Erwin, Panda. Ia membagikan kisahnya di Twitter pada Minggu (21/6). Ia mengunggah potongan video Erwin ketika mengamen di sebuah rumah makan.
"Aku malah enggak tahu Mbak Panda sampai dibikin story (Instagram) enggak tahu," ujar Erwin kepada kumparan, Kamis (25/6).
Sebelum pandemi, jadwal booking Erwin selalu penuh baik di hari-hari biasa maupun akhir pekan. Bahkan, ia sehari bisa tampil di tiga acara pernikahan yang berbeda. Pekerjaan di luar Jateng pun, juga kerap mampir.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan weekend, alhamdulilah selalu ada. Pagi wedding, siang ada, malem wedding internasional," kenangnya.
Sejak Maret, tak ada lagi jadwal yang menumpuk. Ia harus memutar otak bersama teman-temannya untuk bisa bertahan. Ditambah lagi, ia sudah harus menghidupi istri dan anaknya.
"Nganggur di rumah, kemarin makanya saya sempat mencari rezeki ya namanya punya momongan anak, kemarin sempat sama temen musisi di Semarang, ngamen," tambahnya.
Untuk mengamen, Erwin harus menempuh perjalanan dari rumahnya yang berada di Salatiga menuju Semarang (sekitar 58 kilometer). Ia memilih kota itu karena memang sudah melalang buana di daerah tersebut.
"Tapi mau gimana lagi, tidak ada penghasilan, mendingan ikhtiar. Mencoba siapa tahu dapet rezeki memang," kata Erwin.
ADVERTISEMENT
Dari hasil mengamennya itu, penghasilannya tak bisa diprediksi. Ia mengatakan, bahkan perbandingannya bisa turun hampir 100 persen dari penghasilan biasanya.
"Bayangin aja kita ngamen, belum tentu yang lihat ngasih semua. Beda ketika sistem yang dulu (dipanggil untuk acara pernikahan), gajinya normal mau orang lihat atau tidak," tambahnya.
Meski kondisinya tak menentu, Erwin merasa bersyukur dengan solidaritas musisi yang ada di Semarang. Sebab, rekan-rekannya turut mengurus pengajuan bantuan berupa sembako.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.