KKHI: 182 Jemaah Haji Sakit akan Safari Wukuf di Arafah

13 Juni 2024 23:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjidil Haram mulai dipadati jemaah jelang puncak haji, Rabu (5/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masjidil Haram mulai dipadati jemaah jelang puncak haji, Rabu (5/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jemaah haji sakit yang sedang dirawat inap akan tetap mengikuti wukuf di Arafah. Mereka akan ikut program safari wukuf bersama tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Totalnya berjumlah 182 jemaah.
ADVERTISEMENT
"Untuk jemaah yang sakit di KKHI kami akan mensafari-wukufkan," kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, Nurul Jamal di KKHI, Makkah, Rabu (12/6).
Saat safari wukuf, jemaah yang sakit dibawa menggunakan ambulans atau bus kesehatan. Mereka akan ditempatkan di lapangan khusus di Arafah untuk mengikuti prosesi wukuf tanpa turun dari kendaraan. Setelah selesai, mereka akan ke KKHI atau rumah sakit untuk menjalani perawatan kembali.
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan 300 kuota safari wukuf untuk jemaah lansia dan disabilitas non-mandiri. Sedangkan KKHI, sudah ada 182 jemaah sakit yang masuk daftar safari wukuf.
"Kalau safari wukuf InsyaAllah dari teman-teman Kemenag itu ada sekitar 300. Dari KKHI insyaallah sekitar 182 jemaah haji sakit," kata Jamal.
Masjidil Haram mulai dipadati jemaah jelang puncak haji, Rabu (5/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Bagi jemaah haji yang sakit berat dan tidak bisa mengikuti safari wukuf, maka akan dibadalkan oleh para petugas yang telah disiapkan oleh Kementerian Agama. Kondisi pasien sakit berat ini tidak memungkinkan untuk dibawa ke Arafah saat puncak haji nanti.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan bagi mereka yang memang tidak bisa safari wukuf, kita akan koordinasi dengan teman-teman Kemenag untuk dibadalkan," ucap Jamal.
Jamal mengimbau kepada para jemaah untuk tidak memaksakan diri saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Selain itu, jemaah juga harus tetap mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) standar, seperti memakai masker, topi, dan semprotan air agar tetap terhidrasi di bawah teriknya matahari.
"Jangan memaksakan diri pada saat di Armuzna. Misalnya, pada saat siang hari harusnya di tenda, ya jangan ke luar tenda, karena panasnya insyaAllah kalau informasi kemarin, hampir 48-50° celsius," kata Jamal.