Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
KKP: Sentra Perikanan Saumlaki Bakal Ramai karena Ada Blok Masela
16 Agustus 2017 17:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB

ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan optimistis Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Saumlaki bakal ramai disinggahi kapal tangkap nelayan yang ingin melakukan bongkar muat. Salah satu alasannya adalah adanya Blok Masela.
ADVERTISEMENT
Lapangan minyak dan gas Blok Masela berlokasi sama dengan SKPT Saumlaki, yaitu di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Bila Blok Masela beroperasi, maka akan menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Itu artinya kebutuhan protein mereka seperti ikan akan dipenuhi dari tangkapan nelayan lokal Saumlaki.
"Kalau berkembang pasti swasta akan melirik. Melihat potensi di sini cukup besar apalagi Blok Masela ada di sini yang 5 tahun ke depan akan segera beroperasi. Pelabuhan Timika saja selalu menyediakan 7 ton ikan/hari untuk kebutuhan protein karyawan Freeport. Kalau ada Blok Masela, industri perikanan di sini yang bisa menyediakan," ungkap Dirjen Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja saat ditemui di SKPT Saumlaki, Rabu (16/8).
ADVERTISEMENT

Untuk itu, Sjarief menyatakan, KKP akan bergerak cepat membangun SKPT Saumlaki. Saat ini, KKP tinggal menunggu pengalihan aset dari Pemerintah Provinsi Maluku mengingat SKPT Saumlaki yang saat ini bernama PPI Ukurlaran adalah aset milik Pemkab Maluku Tenggara Barat (MTB).
"Jadi bagi kami punya misi, daerah perbatasan terutama pulau terluar menjadi aset nasional. Kita start dari nol tidak masalah tetapi status land clearing kita segera selesaikan sehingga siap dibangun. Kami melakukan upaya ini lebih cepat," ujarnya.
Untuk pembangunan SKPT Saumlaki, KKP menyiapkan anggaran tahap pertama sebesar Rp 6 miliar untuk membangun fasilitas dasar seperti air dan listrik. Setelah status kepemilikan lahan sepenuhnya dialihkan ke KKP, dana sebesar Rp 65 miliar siap kembali diguyur ke proyek SKPT Saumlaki.
ADVERTISEMENT
"Sebuah sentra perikanan harus punya fasilitas dasar yaitu SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan), es dan air bersih juga cold storage. Kalau kita penuhi segala kebutuhan nelayan dan berdialog dengan mereka maka saya yakin nelayan datang ke sini, seperti di Natuna," sebutnya.