Klaim AS: Rusia Rekrut Pasukan Tempur Suriah untuk Gempur Ukraina

7 Maret 2022 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
Pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rusia tengah merekrut pasukan tempur ulung dari Suriah untuk menggempur kota-kota di Ukraina. Hal itu disampaikan para pejabat Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/3/2022).
ADVERTISEMENT
Empat pejabat AS mengklaim, Kremlin telah beroperasi di wilayah Suriah sejak 2015. Disadur dari AFP, pasukan Moskow itu sedang berupaya merekrut pasukan dalam beberapa hari terakhir.
Rusia disebut-sebut berharap mendayagunakan keahlian tempur itu untuk memberikan pukulan terakhir dalam perebutan Ibu Kota Kiev. Pihaknya menawarkan sukarelawan dari negara itu antara USD 200--300 sebagai bayaran selama enam bulan.
"(Rusia menawarkan sukarelawan) untuk pergi ke Ukraina dan beroperasi sebagai penjaga," tulis sebuah publikasi yang berbasis di Deir Ezzor Syria.
Jumlah pasukan belum dapat dikonfirmasi. Tetapi, menurut AS, sebagian dari mereka telah mendarat di Rusia. Para ahli memprediksi, eskalasi militer akan memuncak dalam waktu mendatang.
Puing-puing, yang menurut pejabat militer Ukraina adalah sisa-sisa pesawat serbu Angkatan Udara Rusia di sebuah lapangan di luar kota Volnovakha di wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Press service of the Joint Forces Operation/Reuters
Tak hanya Kremlin, pihak Kiev pun menyambut 16.000 sukarelawan asing pada pekan lalu. Arus sukarelawan yang mengalir membuat Ukraina menjadi pusat baru bagi pejuang asing.
ADVERTISEMENT
“Pengerahan pejuang asing Rusia dari Suriah ke Ukraina menginternasionalkan perang Ukraina, dan dapat menghubungkan perang di Ukraina dengan dinamika lintas regional yang lebih luas, khususnya di Timur Tengah,” tutur rekan keamanan nasional di Institute for the Study of War, Jennifer Cafarella.
Cafarella mengungkap alasan di balik perekrutan dari Suriah. Menurut Cafarella, militer Rusia tidak memiliki keahlian untuk bertempur di kota-kota. Sedangkan pejuang Suriah menghabiskan satu dekade untuk pertempuran dalam perkotaan.
Para pejuang tersebut bekerja di bawah pasukan tentara bayaran wakil pemerintah Rusia, Grup Wagner. Berdasarkan kinerja mereka dengan Grup Wagner, pejuang Suriah mungkin akan dikerahkan ke Ukraina sebagai kekuatan pendukung.
Kendaraan tentara Rusia parkir di Deraa, Suriah, Kamis (9/9). Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
Seorang ahli dari Middle East Institute tetap mempertanyakan daya pasukan tersebut. Lister menerangkan, sejumlah warga Suriah yang dilatih Rusia terlibat dalam perburuan anggota ISIS.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari pasukan itu mungkin berada di Ukraina, sehingga memudahkan Kremlin. Tetapi, kendala bahasa dan teritorial akan menghambat pergerakan mereka.
“Membawa orang Suriah ke Ukraina seperti membawa orang Mars untuk berperang di bulan. Mereka tidak fasih dalam bahasanya, lingkungan juga benar-benar berbeda,” jelas Lister.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kremlin, Moskow, Senin (13/9/2021). Foto: Mikhail Klimentyev/AFP
Kremlin merupakan pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak awal konflik. Rusia mengerahkan serangan udara dan angkatan bersenjata mereka untuk al-Assad.
Grup Wagner sendiri tiba di Suriah tak lama setelah Rusia memasuki konflik atas nama rezim al-Assad. Pasukan itu menggencarkan operasi seperti merebut ladang minyak dan gas. Mereka juga mengamankan infrastruktur pemerintah seperti bandara.