Klaim Jenderal Sunda Nusantara: Disahkan Mahkamah Internasional; Markas di Depok

7 Mei 2021 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penilangan terhadap pengemudi mobil Mitsubishi Pajero Sport berpelat palsu di Gerbang Tol Cawang, Jakarta Timur, pada Rabu (5/5) siang berbuntut panjang.
ADVERTISEMENT
Sebab, pengemudi bernama Rusdi Karepesina mengaku sebagai Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara.
Demi meyakinkan polisi, ia menunjukkan SKM (Surat Kelayakan Mengemudi) yang 'diterbitkan' Kekaisaran Sunda Nusantara.
Polisi menindak pengemudi mobil yang mengaku sebagai warga Negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: Dok. Istimewa

Berbeda dengan Sunda Empire dan Disahkan Mahkamah Internasional

Menurut Rusdi, Kekaisaran Sunda Nusantara berbeda dengan Sunda Empire yang dipimpin HRH Ki Ageng Ranggasasana.
Seperti halnya Sunda Empire, Kekaisaran Sunda Nusantara juga mengeklaim jumlah anggotanya cukup banyak.
"Ini bukan Sunda Empire ya bukan," kata Rusdi kepada wartawan, Kamis (7/5).

Disahkan Mahkamah Internasional

Rusdi menyebut, Kekaisaran Sunda Nusantara terbentuk berdasarkan putusan Mahkamah Internasional.
Namun, Rusdi tak membeberkan detail Mahkamah Internasional mana yang dimaksud.
"Kesimpulannya Kekaisaran sudah benar berdasarkan putusan Mahkamah Internasional selanjutnya tanya ke pimpinan kita," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski namanya Kekaisaran, kelompok ini mengaku tak dipimpin Kaisar. Tetapi dipimpin seorang Panglima yang menurut Rusdi sebagai kepanjangan tangan dari Kekaisaran.
"Enggak ada kaisarnya cuman ada Panglima Majelis Agung Archipelago. Itu perpanjangan tangan dari Kekaisaran," kata Rusdi.
Identitas warga Negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: Dok. Istimewa

Bermarkas di Depok

Rusdi menyatakan, Kekaisaran Sunda Nusantara dipimpin seorang Panglima bernama Alex Ahmad Hadi.
Sedangkan markas Kekaisaran Sunda Nusantara, kata dia, berada di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Ciliwung.
"Kantornya di Tangerang tapi sudah ditarik di rumah pimpinan kita di Depok. Di Jalan Ciliwung," kata Rusdi.
Rusdi juga mengeklaim jumlah pengikut Kekaisaran Sunda Nusantara mencapai ribuan orang.
"Anggotanya banyak. Bisa jadi ke situ (ribuan)," klaim Rusdi.
Rumah yang disebut kantor Sunda Nusantara di Depok. Foto: Dok. Istimewa

Mengunjungi Markas Kekaisaran Sunda Nusantara di Depok

Merujuk keterangan Rusdi, kumparan kemudian mendatangi alamat yang dimaksud. kumparan bertemu sebuah rumah yang lokasinya tepat di Jalan Ciliwung RT 5 , RW 1, Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, Kota Depok.
ADVERTISEMENT
Rumah itu benar ditempati Alex Ahmadi Hadi. Namun saat kumparan berkunjung ke sana, Alex sedang tidak ada di rumah. Hal itu disampaikan Muniroh (50), istri Alex. Namun Muniroh enggan diwawancarai terkait suaminya.
Sementara itu adik ipar Alex, Jayadi, yang berkenan diwawancarai terkait Sunda Nusantara. Jayadi mengaku sebenarnya tidak begitu paham dengan organisasi Sunda Nusantara yang dipimpin kakak iparnya, termasuk sejarah berdirinya.
Ia hanya mengetahui kakak iparnya kesehariannya tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Ya tidak ada (pekerjaan tetap), nelepon saja kerjanya. Kayaknya sih kelompok kerajaan kaya gitu,” ujar Jayadi.
Muniroh (50), istri Alex Panglima Sunda Nusantara di Depok. Foto: Dok. Istimewa
Jayadi juga mengatakan, rumah yang ditempati Alex merupakan kediaman keluarga besar orang tuanya alias rumah orang tua istri Alex.
Selama ini, jarang ada perkumpulan Sunda Nusantara. Perkumpulan selalu dilakukan di tempat lain yang dia tidak tahu. Di rumah Jalan Ciliwung itu, hanya beberapa kali ada perkumpulan yang tidak rutin.
ADVERTISEMENT
“Beberapa kali aja sih datang suka kumpul, sebentar nanti pergi lagi. Tidak tentu kadang pagi dan siang. Siang sih seringnya,” terang Jayadi.
Jayadi menjelaskan, apabila kelompok Sunda Nusantara datang, ada sekitar 10 orang. Jayadi tidak tahu kakak iparnya itu Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara.
Dia baru tahu baru-baru ini setelah melihat jaket Alex ada tulisan 'Panglima'.
“Jaketnya mirip jaket tentara, orang yang datang itu orang luar tidak ada orang sini,” ungkap Jayadi.
Jayadi menuturkan, Alex sudah tinggal di wilayah Kelurahan Kemirimuka sejak 1992, Alex merupakan warga keturunan Manado, Sulawesi Utara.
Bekas markas Sunda Nusantara di Bekasi, yang kini kosong. Foto: Dok. Istimewa

Pernah Berkantor di Bekasi

Sebelum di Depok, ternyata Sunda Nusantara pernah memiliki kantor di Kota Bekasi. Tepatnya di Jalan Raya Narogong, RT 01 RW 04, Bojong Rawalumbu. Kantor yang berupa toko itu kini sudah kosong lantaran pada 2018 tak ada lagi kegiatan Sunda Nusantara.
ADVERTISEMENT
Dari penelusuran di situs pencarian dengan mengetik kata kunci 'Sunda Nusantara', akan muncul alamat dari Lembaga Aset dan Keuangan Sunda Nusantara. Namun saat didatangi di Jalan Raya Narogong itu hanya sebuah ruko kosong.
Ahmad, pemilik toko itu, mengatakan benar pernah ada perkumpulan bernama Sunda Nusantara di situ pada tahun 2014. Namun pada tahun 2018, perkumpulan Sunda Nusantara beserta orang-orang yang sering nongkrong di situ pindah.
"Sudah empat tahun mereka di sini, sebelumnya akhirnya pindah," kata Ahmad, saat berbincang dengan kumparan, Kamis (6/5).
Menurut Ahmad, kekaisaran Sunda Nusantara memang sudah lama ada di wilayahnya. Keluarganya pun sempat menjadi pengikut. Sedangkan pengikut yang lain mayoritas orang luar Jawa.
"Orang tua saya juga sempat ikut, dengan banyak iming-iming kelompok mereka," katanya.
Identitas warga Negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: Dok. Istimewa
Mereka tidak memiliki kantor resmi, melainkan hanya menumpang di toko yang dijadikan ajang pertemuan para pengikut. Para pengurus Sunda Nusantara ini tidak membayar sewa toko karena sudah lebih dulu merekrut orang tua Ahmad sebagai anggota.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahmad, Sunda Nusantara berdiri sebagai kerajaan, dan masih mengakui sebagai bagian dari negara Indonesia. Sehingga mereka masih memasang foto-foto kepala negara di lokasi ruangan para pengikut kekaisaran sunda Nusantara.
"Mereka menyebut sebagai kekaisaran kerajaan, bukan negara, buktinya banyak foto kepala negara yang dipajang dan diakui oleh para pengikutnya," katanya.
Sayangnya, Ahmad tidak mendetailkan lebih lanjut terkait eksistensi Sunda Nusantara ini. Dia juga lupa siapa nama pimpinan Sunda Nusantara yang berkantor di tokonya itu. Ahmad hanya ingat pimpinan Sunda Nusantara dipanggil dengan sebutan Datuk.
Ahmad menambahkan, saat itu berdasarkan kesaksian dari orang tuanya, salah satu petinggi Sunda Nusantara menjanjikan keuntungan sebagai pengikut.
Modusnya adalah Sunda Nusantara memiliki sebuah investasi besar di sebuah tempat yang kelak akan dibagikan kepada para anggotanya.
ADVERTISEMENT