Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Klarifikasi China soal Balon Udara 'Pengintai' yang Ditembak Jatuh oleh AS
6 Februari 2023 13:58 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Angkatan Udara Amerika Serikat menembak jatuh balon udara yang dicurigai sebagai instrumen mata-mata milik China pada Sabtu (4/2).
ADVERTISEMENT
Balon ini akhirnya dilumpuhkan usai melintasi lokasi militer sensitif di Negara Bagian Montana sejak tiga hari sebelumnya.
Dikutip dari Associated Press, Presiden Joe Biden sebenarnya ingin agar balon udara misterius itu ditembak lebih awal pada Rabu (1/2).
Namun, dia kemudian diberi tahu bahwa momentum terbaik untuk meluncurkan misi tersebut ialah ketika balon udara ini berada di permukaan air agar tidak berdampak pada penduduk yang tinggal di bawahnya.
“Para pejabat militer memutuskan bahwa menjatuhkannya di atas daratan dari ketinggian 60.000 kaki (18 km) akan menimbulkan risiko yang tidak semestinya bagi orang-orang di darat,” ungkap salah seorang sumber yang berbicara dengan syarat anonim.
Akhirnya, jet tempur F-22 milik Angkatan Udara AS pun dikerahkan dan menembak jatuh balon udara tersebut dengan rudal pada Sabtu sore hari waktu setempat di lepas pantai North Carolina, dekat Surfside Beach.
ADVERTISEMENT
Siaran televisi menunjukkan pemandangan ledakan kecil terlihat di langit, diikuti dengan balon berwarna putih yang perlahan-lahan jatuh ke arah air.
“Mereka berhasil menjatuhkannya dan saya ingin memuji para penerbang kami yang telah melakukannya,” ujar Biden.
Saat ini, operasi khusus untuk menelusuri sisa-sisa balon tersebut sedang berlangsung.
Pentagon Yakin China Terbangkan Balon Pengintai
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) meyakini bahwa balon udara itu adalah balon pengintai milik China.
“Amerika dapat mengumpulkan informasi intelijen tentang balon tersebut saat terbang di atas AS, memberi mereka waktu beberapa hari untuk menganalisisnya dan mempelajari bagaimana balon tersebut bergerak dan apa yang dapat diawasi,” ungkap salah seorang pejabat Pentagon.
Balon udara ini berukuran raksasa — perumpamaannya sebesar tiga bus sekolah, yang bergerak ke arah timur AS dengan ketinggian 18.600 meter. Pentagon menjelaskan, balon itu membawa sensor dan peralatan pengawasan, mampu bermanuver dan mengubah arah.
Pentagon menyebutkan, sebelum dilumpuhkan balon udara raksasa tersebut pertama kali terlihat pada Rabu (1/2) di atas Negara Bagian Montana — lokasi Pangkalan Udara Malmstrom, yang merupakan gudang penyimpanan rudal nuklir.
ADVERTISEMENT
“Balon itu berkeliaran di atas daerah sensitif di Montana di mana hulu ledak nuklir disembunyikan, membuat militer mengambil tindakan untuk mencegahnya mengumpulkan informasi intelijen,” kata pihak Pentagon.
Penampakan balon udara misterius ini mengakibatkan warga setempat melihat ke langit sepanjang minggu — bertanya-tanya apakah balon itu berbahaya dan mengapa dia ada di sana.
Salah satu warga yang mengalami fenomena ini adalah Ashlyn Preaux (33 tahun) yang tinggal di South Carolina.
“Saya tidak menyangka bahwa saya akan terbangun di film ‘Top Gun’ hari ini,” ujar Preaux, mengacu pada film Hollywood yang dibintangi oleh Tom Cruise.
Tidak Bersifat Membawa Ancaman
Sebelumnya, juru bicara Pentagon Brigjen Pat Ryder sempat mengeluarkan pernyataan resmi pada Kamis (2/2) terkait fenomena balon udara pengintai tersebut. Ryder menjelaskan, balon itu bukanlah ancaman militer atau fisik dan tidak membawa senjata.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks yang sama, Pentagon kemudian mengakui adanya laporan tentang balon udara kedua yang terbang di salah satu negara Amerika Latin, Colombia.
Hal tersebut disampaikan lebih dulu oleh Angkatan Udara Colombia, pada Jumat (3/2). Pihaknya mengatakan, sebuah objek dengan karakteristik mirip dengan balon udara terdeteksi dan telah dipantau hingga balon itu meninggalkan wilayah udara nasional.
“Benda itu terbang pada ketinggian 55.000 kaki (17.000 meter) dan kecepatan rata-rata 25 knot (46 km/jam),” bunyi pernyataan Angkatan Udara Colombia.
“Benda itu bukan merupakan ancaman bagi keamanan dan pertahanan nasional atau keamanan penerbangan,” imbuhnya.
Terkait fenomena serupa, Pentagon pun beranggapan bahwa balon itu tak lain adalah balon yang sama dimiliki oleh China. “Kami sekarang menilai bahwa itu adalah balon pengintai China lainnya,” tutur Ryder.
ADVERTISEMENT
Respons China
Menanggapi seluruh tudingan dan insiden balon udara yang menggemparkan hubungan kedua negara terkait ini, China dengan tegas menyikapinya sebagai upaya AS untuk mencoreng nama baik Beijing dan bertindak berlebihan.
Pihaknya dengan tegas membantah klaim AS atas balon udara yang dimaksud bertujuan untuk mengintai.
Kementerian Luar Negeri China meluruskan, balon udara ini memiliki kemampuan navigasi terbatas, digunakan untuk keperluan sipil serta bertujuan untuk penelitian meteorologi dan cuaca namun diterbangkan keluar jalur.
Sementara perjalanan yang dilalui balon tersebut, sambung Kemlu China, berada di luar kendalinya.
Usai balon udara misterius tersebut ditembak jatuh oleh rudal dari jet tempur F-22, pihak Kemlu China kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang menekankan bahwa penggunaan militer oleh AS untuk melumpuhkan balon itu adalah reaksi yang berlebihan dan merupakan pelanggaran serius terhadap praktik internasional.
ADVERTISEMENT
“China akan dengan tegas menjunjung tinggi hak-hak dan kepentingan sah perusahaan yang bersangkutan, dan pada saat yang sama berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebagai tanggapan,” bunyi pernyataan itu.
Namun, pihak Beijing belum menanggapi laporan terkait adanya balon udara kedua yang melintas di Amerika Latin.
Bukan Pertama Kalinya Terjadi
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang pejabat Pentagon, ini bukan pertama kalinya balon pengintai milik China melintasi wilayah udara AS dalam beberapa tahun terakhir.
“Setidaknya tiga kali selama pemerintahan [eks Presiden Donald Trump] dan setidaknya satu kali selama masa Biden sebagai presiden, mereka telah melihat balon udara melintas, tetapi tidak selama ini,” ujarnya.
Kemunculan fenomena balon udara milik China pada pekan lalu merupakan pukulan telak bagi hubungan Washington-Beijing yang memang sudah tidak harmonis selama beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pun secara tiba-tiba membatalkan lawatannya ke China yang seharusnya dijadwalkan pada 5 Februari lalu.
Padahal lawatan Blinken semula untuk meluruskan kembali benang kusut yang berada dalam hubungan Washington dengan Beijing.