Klarifikasi Oscar Surjadi, Pendeta Asal RI soal Pidato 'Diskriminasi' di AS

12 Juni 2020 8:48 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berdemonstrasi di luar Pusat Pemerintahan Kabupaten Hennepin memprotes kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Minneapolis. Foto: Reuters/ERIC MILLER
zoom-in-whitePerbesar
Warga berdemonstrasi di luar Pusat Pemerintahan Kabupaten Hennepin memprotes kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Minneapolis. Foto: Reuters/ERIC MILLER
ADVERTISEMENT
Seorang pendeta asal Indonesia menuai kecaman atas pidatonya yang menyinggung soal diskriminasi di Indonesia dalam aksi protes kematian George Floyd di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pendeta itu bernama Oscar Surjadi dari Portland, Oregon. Dalam pidatonya di tengah aksi di Pioneer Square, Kamis (4/6), Surjadi mendapatkan sambutan positif dari warga karena orasi dan doanya soal keadilan bagi seluruh manusia.
Namun, video pidatonya yang beredar di Youtube dan Twitter itu menuai kecaman dari publik di Indonesia. Pasalnya, di bagian awal pidatonya, dia mengatakan "tahu apa itu prasangka dan diskriminasi" karena berasal dari Indonesia.
"Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi," kata Surjadi, dikutip Voice of America.
"Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan. Tapi saya melihat beberapa hari lalu, hati saya meleleh," lanjut pendeta dari Portland City Blessing Church ini.
ADVERTISEMENT
Video pidato tersebut banyak dibagikan oleh warganet Indonesia di Twitter. Akibat perkataan tersebut, pidato Surjadi menuai kecaman di Tanah Air.
Para netizen di Twitter menyebutnya sebagai "pengkhianat" dan "Indonesia telah difitnah".
Penjelasan Oscar soal Pidatonya di AS
kumparan telah menghubungi Pendeta Oscar Surjadi melalui Facebook Gereja City Blessing dan diberikan alamat email untuk berkirim pertanyaan. Pertanyaan telah disampaikan pada Kamis (11/6), namun belum mendapatkan balasan.
Tapi Surjadi sebelumnya sempat diwawancara oleh VoA Indonesia, Selasa (9/6), mengenai pidatonya tersebut. Dia mengaku diminta datang oleh kawannya ke lokasi aksi protes kematian George Floyd.
"Melihat apa yang terjadi di Minnesota, sebagai manusia saya melihat, saya sedih hati saya. Waktu saya lihat itu, hati saya moved untuk mendoakan. Beberapa hari kemudian diminta ke downtown, melihat sudah banyak kekacauan," kata Surjadi.
ADVERTISEMENT
"Tapi kita harus menjadi agen persatuan karena di tengah kekacauan ada satu kesempatan untuk memberikan kedamaian. Sudah cukup banyak hal negatif. Saya menyuarakan kasih, kasih segala-galanya," lanjut dia.
Ia membenarkan menyinggung pernah tinggal di Indonesia dan mengetahui ada diskriminasi di tanah air.
Aksi protes atas kematian George Floyd oleh polisi Minneapolis, di New York, AS. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz
"Saya mention saya tinggal di Indonesia, saya pernah mengatakan, saya tahu ada diskriminasi, bahwa kau bukan satu-satunya. Di seluruh dunia ada yang sama, tapi kita harus punya reaksi yang elegan," ujar Surjadi.
Surjadi tidak menjabarkan apa diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Ketika diminta imbauannya agar diskriminasi di Indonesia tidak meningkat jadi kekerasan, belajar dari situasi di Amerika, Suryadi menyakini bahwa keadilan hanya milik Tuhan.
"Saya yakin di dunia ini tidak ada justice. Justice belong to God, Tuhan yang memiliki keadilan. Di mana pun kita tinggal selalu ada hal-hal yang terjadi. Sebagai manusia, kita punya dua keping koin, yang satu koin benci, satu koin kasih. Tergantung yang mana yang kita mau switch on," kata Surjadi.
ADVERTISEMENT
"Memang pernah terjadi diskriminasi, enggak hanya sebagai orang Kristen dan sebagainya di Indonesia, sesama semua juga pasti ada, diskriminasi dan injustice di mana-mana," lanjut dia.
Namun, ia menegaskan pidatonya sama sekali tidak menjelekkan Indonesia.
"Kalau mereka melihat keseluruhannya dari awal dan akhir, saya itu sebenarnya tidak menjelekkan Indonesia," tegas Pendeta Oscar.
Siapa Oscar Surjadi?
Mengutip situs resmi City Blessing Church, Pendeta Oscar Surjadi telah memimpin gereja di 78th Ave kota Portland, Oregon, itu sejak 1998. Surjadi sendiri lahir di Jakarta dari keluarga pendeta dan rohaniawan Kristen.
Dia memutuskan keluar dari sekolah bisnis dan kariernya di New York pada 1995 untuk sepenuhnya mengabdi menjadi rohaniawan. Kemudian, dia melanjutkan studi Alkitab di Philadelphia College.
ADVERTISEMENT
Surjadi pindah tempat pendidikan dan lulus studi Alkitab di Valley Forge University Bible Seminary, kota Phoenixville, Pennsylvania.
Aksi protes atas kematian George Floyd oleh polisi Minneapolis, di Times Square, Manhattan, New York, AS. Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Dalam wawancara dengan VoA Indonesia, Surjadi mengungkapkan ia telah meninggalkan Indonesia sejak tahun 1987. Namun ketika itu dia berada di Singapura, sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat.
Awalnya City Blessing Church, kata Surjadi, adalah gereja untuk komunitas Indonesia di Portland dan khotbah disampaikan dalam bahasa Indonesia. Namun sejak 2007, banyak juga warga AS yang beribadah di gereja tersebut.
Dari Portland, Surjadi disebut telah membuka gereja lainnya di New York, Washington DC, dan Philadelphia.
Surjadi mengatakan, dia memiliki kedekatan dengan para pendeta Afrika-Amerika di Oregon. Itulah sebabnya dia diminta datang pada aksi pekan lalu dan berpidato.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui apakah Surjadi masih memegang kewarganegaraan Indonesia atau sudah jadi WN Amerika Serikat.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.