Klarifikasi Polda Jatim soal Kambing dan Banteng #2019GantiPresiden

28 Agustus 2018 13:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kombes Pol Frans Barung Mangera (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kombes Pol Frans Barung Mangera (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera memberi klarifikasi soal pernyataan kambing dan banteng terkait dengan deklarasi #2019GantiPresiden di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (26/8) lalu. Frans menegaskan tidak ada maksud mengadu domba pihak mana pun dalam aksi itu.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada upaya kami untuk memprovokasi. Kita ini polisi berada di tengah-tengah. Tidak ada maksud apa pun dalam istilah kambing dan banteng," ujar Frans kepada kumparan, Selasa (28/8).
Polsek Bubutan Surabaya, Bripda Agis Dwi Andrian terkena serangan  saat bertugas mengamankan area demonstran di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa (28/8/2018). (Foto: Phaksy Sukowat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Polsek Bubutan Surabaya, Bripda Agis Dwi Andrian terkena serangan saat bertugas mengamankan area demonstran di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa (28/8/2018). (Foto: Phaksy Sukowat/kumparan)
Frans Barung mengaku, awalnya dia menyayangkan beredarnya rilis yang disebarkan oleh kelompok gerakan #2019GantiPresiden. Pada rilis itu disebutkan bahwa polisi bertindak tidak adil.
"Saya itu menanggapi rilis mereka. Mereka kan menyebarkan rilis pernyataan di media sosial kemudian saya menanggapi itu. Tidak ada bermaksud lain," ujarnya.
Padahal dalam aksi tersebut polisi telah memberikan rekomendasi agar tidak dilakukan pergerakan massa dan aksi besar-besaran. Selain itu, sejumlah kelompok di Surabaya juga menolak digelarnya aksi tersebut di Kota Pahlawan.
"Dalam rilis mereka (#2019Ganti Presiden), masak polisi dituduh tidak independen. Polisi berdiri di tengah-tengah dan tidak ada mengarah ke salah satu pun pihak. Masak polisi membiarkan adu domba," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Mana mungkin kita membiarkan adu banteng. Atau membiarkan adu domba kedua belah kelompok. Kalau dibiarkan kan ya bisa habis dong. Tugas kita kan memelihara keamanan antara sejumlah pihak," tambah dia.
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
Frans Barung berharap klarifikasi atas pernyataannya ini bisa menjadi titik terang dan tidak membuat provokasi dari pihak manapun.
"Tidak ada maksud apa pun dalam penyebutan kambing atau banteng itu. Saya enggak ingin penyebutan itu justru menjadi provokasi. Kami polisi berada di tengah-tengah," ujarnya.