Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Klaster Hajatan di Banyuwangi 43 Kasus: 1 Meninggal, 1 Dokter Tertular Corona
18 Juni 2021 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jumlah kasus COVID-19 dari klaster hajatan di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi terus bertambah. Per hari ini Jumat (18/6), jumlah pasien positif sudah mencapai 43 orang, satu orang di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, seorang tenaga kesehatan (nakes) yang menangani klaster hajatan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19. Penularan diduga kuat saat ia melakukan tracing kontak erat pasien.
"Jumlah kasus per hari ini mencapai 43 kasus. Satu pasien meninggal dunia. Juga ada satu dokter yang terpapar COVID-19 saat melakukan tracing klaster hajatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (18/6).
Pasien yang meninggal dunia ini, kata Widji, merupakan seorang pria dengan komorbid (penyakit bawaan) gejala hipertensi dan diabetes.
Sementara nakes yang terpapar COVID-19 merupakan dokter di Puskesmas Tegaldlimo yang menjadi bagian dari tim tracing dalam klaster hajatan.
"Saat ini yang bersangkutan sedang menjalani isolasi mandiri, karena memang tidak menunjukkan gejala," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Widji, klaster hajatan yang awalnya bermula dari Dusun Ringinsari, saat ini sudah meluas hingga ke dusun sebelah. Oleh sebab itulah, Satgas COVID-19 memberlakukan pembatasan aktivitas kegiatan masyarakat, untuk mencegah penularan yang lebih masif.
"Jadi ada tiga dusun yang kita batasi kegiatan masyarakatnya. Yakni, Ringinsari, Ringinanom, dan dusun Bayatrejo. Di sana dijaga 24 jam oleh Satgas kecamatan," ujarnya.
"Untuk kebutuhan hidup warga yang isolasi mandiri backup penuh oleh Satgas kecamatan. Dipenuhi kebutuhan makannya 3 kali sehari selama masa isolasi," imbuhnya.
Widji mewanti-wanti agar masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk mereka yang sudah menjalani vaksinasi COVID-19.
Sebab, saat ini jumlah warga yang belum divaksin masih lebih banyak dibandingkan warga yang sudah memperoleh vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Sehingga herd immunity atau kekebalan kelompok masih belum terbentuk. "Karena herd immunity belum terbentuk, maka penukaran COVID-19 masih tetap terjadi," tegasnya.
Herd immunity, kata Widji, baru terbentuk jika vaksinasi sudah mencapai 70 persen dari jumlah populasi yang ada di Indonesia.
"Nanti jika 70 persen populasi sudah divaksin, Insya Allah akan terbentuk herd immunity, kekebalan bersama, pada saat itu Insya Allah sudah tidak ada lagi penularan," tutup pria yang juga menjabat Juru Bicara Satgas COVID-19 Banyuwangi ini.