Klinik Pengobatan Berbasis Ganja Dibuka di Thailand
ADVERTISEMENT
Klinik pengobatan tradisonal berbasis ganja pada Senin (6/1) resmi dibuka di Thailand .
ADVERTISEMENT
Peresmian klinik itu merupakan bagian dari program pemerintah setempat untuk mengembangkan industri kesehatan berbasis ganja itu.
"Ini adalah klinik percontohan, kami tidak mempunyai cukup dokter yang mempunyai kemampuan khusus di bidang ganja," sebut Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirankul, seperti dikutip dari AFP, Senin (6/1).
Menurut salah seorang pasien, Waraporn Boonsri, klinik baru ini diyakini dapat membantunya menyembuhkan persoalan sulit tidur.
"Pertama saya khawatir, tapi saya pelajari dan putuskan ini lebih baik karena alami," sebut Waraporn.
Waraporn mengatakan, usai diperiksa ia mendapat empat botol minyak ganja untuk membantunya tidur.
Klinik pengobatan tradisonal tersebut dibuka di ibu kota, Bangkok. Selama dua pekan pertama setelah diresmikan, pengobatan di klinik tersebut gratis.
Pemerintah Thailand, setelah membuka klinik ganja mandiri tersebut menargetkan setiap harinya ada 200 sampai 300 pasien yang datang.
ADVERTISEMENT
Keterangan Kementerian Kesehatan, hampir 2.200 pasien mendaftar berobat di klinik ganja sampai Maret 2019. Kemenkes Thailand turut menargetkan dapat membuka 77 klinik serupa di seantero Thailand .
Di Negeri Gajah Putih secara turun-temurun ganja biasa digunakan untuk meredakan rasa sakit dan kelelahan.
Pada 2017 lalu, Thailand mengambil langkah yang belum pernah dilakukan negara Asia Tenggara lain. Mereka melegalkan ganja untuk tujuan medis. Sedangkan pada 2019, Thailand mengeluarkan ganja dan ekstraknya dari daftar narkotika.
Setelah dilegalisasi, ada 25 klinik berbasis ganja yang berada di rumah sakit umum daerah di seantero Thailand. Klinik tersebut hanya buka beberapa hari dalam sepekan karena kurangnya tenaga medis.