KNKT Bicara Perkembangan Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air

20 Desember 2021 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) soal capaian kerjanya, Senin (20/12).  Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) soal capaian kerjanya, Senin (20/12). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih terus dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Investigasi juga dibantu komite keselamatan lain yang berasal dari 3 negara.
ADVERTISEMENT
"Investigasi saat ini masih terus berlangsung, yang berpartisipasi dalam investigasi kita adalah National Transportation Safety Board dari Amerika, Transport Safety Investigation Bureau dari Singapore dan Air Accident Investigation Branch dari Inggris," kata Kasubkom KNKT Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo kepada wartawan, Senin (20/12).
Nurcahyo menjelaskan pihaknya sudah menerbitkan laporan awal pasca jatuhnya pesawat tersebut pada 10 Februari 2021. Dalam laporan tersebut berisi rekomendasi pada pihak Sriwijaya Air dan Dirjen Perhubungan Udara.
"Kemudian pada tanggal 16 Januari, kami melakukan pemeriksaan enhanced ground proximity warning system. Komponen ini kami temukan di laut dari hasil penyelaman dan kita lakukan analisa di Amerika. Namun karena kondisinya dan beberapa bagian sudah terlepas, memory chip-nya, tidak banyak data yang kita peroleh," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian di tanggal 16 Februari KNKT melakukan pengujian autothrottle computer di Inggris.
"Kemudian 30 Maret, cockpit voice recorder berhasil ditemukan dan datanya sudah berhasil diunduh dan digunakan untuk investigasi KNKT," jelas Nurcahyo.
Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Pengujian flight control computer juga dilakukan di Honeywell Aerospace, Amerika pada 30 Maret dan 14 Juni 2021. Pengetesan dilakukan 2 kali sebab menunggu salah satu perbaikan komponen yang rusak.
"15 Agustus melakukan pengukuran spoiler dan control coloumn kendali di cockpit terkait dengan sistem autothrottle menggunakan sistem salah satu pesawat di Inggris," tambah Nurcahyo.
Simulasi reka ulang jatuhnya pesawat tersebut juga sudah dilakukan pihak KNKT di Las Vegas Flight Academy. Simulasi dilakukan berdasarkan data yang didapat dari cockpit recorder.
ADVERTISEMENT
"Hasilnya kurang memuaskan, dan kita lakukan simulasi ulang pada 7 Desember kemarin di NAM Training Center di Tangerang. Simulasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem pesawat bekerja dan kita ingin melihat apa kegiatan pilot di cockpit sesuai dengan data cockpit recorder," jelasnya.
Sejumlah serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga EX JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/1). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Pengujian terakhir baru dilakukan 9 Desember 2021 lalu terhadap komponen autothrottle system di Amerika. Nurcahyo berharap bahwa pengujian ini bisa menjadi yang terakhir untuk kemudian bisa disimpulkan penyebab kecelakaannya.
"Kami berharap bahwa pengetesan ini adalah proses pengumpulan data terakhir dan selanjutnya kami berharap seluruh data yang kami temukan sudah selesai dan kami jadwalkan pertengahan tahun 2022 investigasi SJ-182 sudah selesai," pungkasnya.
Sebelumnya pesawat milik maskapai Sriwijaya Air jatuh di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta pada 9 Januari 2021 lalu. Sebanyak 62 orang tewas terdiri dari 56 penumpang, 2 pilot dan 4 awak kabin.
ADVERTISEMENT