KNKT: Bus Masuk Jurang di Tegal Bukan karena Rem Tangan Dilepas Anak Kecil

10 Mei 2023 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KNKT memeriksa bus yang terjun di Guci, Tegal, Rabu (10/5).  Foto: Dok: PanturaPost
zoom-in-whitePerbesar
KNKT memeriksa bus yang terjun di Guci, Tegal, Rabu (10/5). Foto: Dok: PanturaPost
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi bus yang terjun ke Sungai Awu di kawasan objek wisata pemandian air panas Guci, Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
Investigasi ini dilakukan di Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dukuhsalam, Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (9/5), oleh Tim KNKT, ATPM Hino, dan Polres Tegal.
Investigasi difokuskan pada handbrake atau rem tangan bus berpelat nomor B 7260 CGA tersebut.
Wildan menjelaskan, pihaknya minta tim ahli ATPM Hino mengecek ketebalan kampas rem dan kekuatan spring brake.
"Tapi itu tidak bisa di sini, harus dibawa ke lab Hino. Jadi proses investigasi ini masih cukup panjang," ujar Wildan.
"Secara kuantitatif, angkanya ada, kampas menyentuh tromol, spring brake mendorong kampas. Dua hal ini yang harus diukur," lanjut Wildan.
KNKT memeriksa bus yang terjun di Guci, Tegal, Rabu (10/5). Foto: Dok: PanturaPost

Saat Bus Diangkat, Roda Tidak Berputar

Wildan menuturkan bahwa penguji telah menemukan bahwa handbrake dalam posisi itu mengunci. Hal itu dibuktikan pada saat kendaran diangkat, roda belakang tidak berputar.
ADVERTISEMENT
"Kendaraan ini tipe Hino RK 260. Jadi ketika dua sumbu handbrake ditarik maka roda belakang harusnya mengunci. Kalau kesimpulan awal dari penjelasan penguji itu, handbrake-nya mengunci, posisi roda belakang mengunci," ujar Wildan.

Isu Anak Kecil Mainkan Rem Tangan

Mengenai isu anak kecil memainkan rem tangan, kata Wildan, sangat tipis kemungkinannya karena, berdasarkan temuan di lapangan, kondisi handbrake masih narik.

2 Orang Tewas

Insiden itu terjadi pada Minggu (7/5) dan mengakibatkan 2 penumpang tewas. 34 penumpang lainnya terluka—ringan dan berat.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamine Davnie, mengatakan korban luka yang telah dirawat, berangsur-angsur pulih dan pulang ke rumahnya masing-masing.
"Masih terdapat 9 pasien di RS Pamulang, satu pasien di RS Fatmawati, dan satu pasien di RS di Tegal," kata Benyamine, Rabu (10/5).
ADVERTISEMENT