Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus menggali informasi terkait insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu. Berbagai data pun mulai terkumpulkan.
ADVERTISEMENT
Ketua Sub Komite Penerbangan KNKT , Capt. Nurcahyo Utomo, mengatakan, salah satu data yang berhasil didapat adalah data mentah penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 dari radar. Pihaknya pun akan segera mengkaji data itu.
"Tim sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat yang ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo saat konferensi pers, Minggu (10/1).
Selain itu, KNKT juga telah menerjunkan 3 investigator ke lokasi pencarian dan Dermaga JICT 2 Tanjung Priok.
"Belum ada perkembangan mengenai hasil tapi kegiatannya masih terus berlangsung sampai saat ini," terang Nurcahyo.
Kemudian, KNKT juga sudah mengantongi data terkait rekaman pembicaraan pilot dan petugas pengatur lalu lintas udara. Data ini didapat KNKT dari pihak AirNav.
ADVERTISEMENT
"Tim juga mengirim dua orang untuk melakukan pengumpulan data di Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia dan sudah mengumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dengan pengatur lalu lintas udara," jelasnya.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB. Kemudian dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Sementara itu, 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.