Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
KNKT: Senyawa Hidrogen Dioksida Jadi Salah Satu Pemicu Kebakaran Kapal di Laut
17 Desember 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kecelakaan kapal tenggelam saat berlayar sering kali terjadi karena dipicu muatan yang terbakar. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, penyebab kebakaran muatan itu lantaran ada senyawa yang mudah terbakar saat berada di dalam kapal.
ADVERTISEMENT
“Beberapa hal yang kita soroti yaitu mengenai kebakaran yang dimulai dari muatan. Nah, muatan ini ternyata memuat barang-barang berbahaya,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam acara media rilis KNKT capaian kinerja 2024 di kantor KNKT, Jakarta, Selasa (17/12).
“Dari hasil investigasi kita dan kita pelajari, ternyata mereka banyak memuat hidrogen dioksida,” lanjutnya.
KNKT mengungkapkan, senyawa hidrogen dioksida ini sering dibawa truk jenis kargo yang masuk ke dalam kapal khususnya saat melakukan penyeberangan.
Senyawa tersebut biasanya dibawa truk yang membawa hasil panen udang maupun senyawa murni untuk dijadikan pembersih porselen.
“Hidrogen dioksida ini kalau tumpah bereaksi dengan kain dan kayu, akhirnya akan terjadi reaksi exotherm yang menimbulkan, menghasilkan panas dan akan bisa menyala sendiri, jadi self-ignition,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu investigasi KNKT adalah terbakarnya Kapal Ro-Ro penumpang Niki Sejahtera yang terbakar pada 1 Agustus 2024. Kebakaran bermula dari salah satu truk di geladak kendaraan yang terbakar. Kapal tersebut kemudian tenggelam.
KNKT menekankan pentingnya nakhoda maupun awak kapal untuk mengetahui prakiraan cuaca sebelum berlayar. Sebab kondisi cuaca belakangan sulit untuk diprediksi.
KNKT berharap, nakhoda atau kapten kapal bisa membaca prediksi cuaca serta bagaimana cara untuk mengatasi situasi terburuk apabila terjadi gangguan cuaca selama pelayaran.
”Jadi di moda pelayaran ini kita sering mendengar bahwa kapal tiba-tiba terkena ombak. Sebetulnya kalau kita melihat prediksi cuaca kita juga harusnya tahu bahwa sebetulnya tidak ada yang tiba-tiba,” ucap Soerjanto.