Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
KNKT soal Bus Tabrak Tebing di Bantul: Kondisi Bus Bagus, Sistem Rem Bagus
14 Februari 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT ) menginvestigasi kecelakaan bus yang tewaskan 13 orang termasuk sopir di Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul atau tepatnya di kawasan Bukit Bego.
ADVERTISEMENT
Dari hasil investigasi diketahui bahwa bus dalam kondisi bagus. Mulai dari rem hingga kondisi ban.
"Semua sistem rem bagus, angin masih ada, rodanya bagus nggak halus, nggak gundul," kata Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT yang juga Investigator KNKT Ahmad Wildan, Senin (14/2).
Wildan mengatakan hasil informasi dari salah satu saksi, kemungkinan bus saat itu menggunakan gigi 3. Dengan kondisi jalan yang curam, gigi 3 disebutnya tidak ideal.
"Itu kaya kemarin dia (sopir) menggunakan gigi 3," ujarnya.
KNKT telah mencoba jalur ini. Menggunakan mobil dobel cabin, kendaraan berjalan menurun dengan gigi 2. Hasilnya, hanya butuh jarak 500 meter saja untuk mencapai kecepatan 70 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
"Itu pengemudi saya aja gigi 2 sudah 70 (kilometer per jam) tanpa ngerem . Berarti itu dia (bus) dipaksa ngerem-ngerem terus kan bus sama Ford Ranger gede bus. Gaya dorong banyak bus dia ngerem-ngerem terus," katanya.
"Ketika ngerem terus itu sistem kerja rem kalau ngegas ngisi (angin). Kalau ngerem buang. Pada saat turun dia tidak punya kesempatan banyak ngisi. Dia hanya buang terus," katanya.
Dia menjelaskan mungkin saja bus tetap bisa mengeluarkan suara rem. Namun daya cengkram rem sudah berkurang.
"Itu penjelasan dari pembantu pengemudi. Karena pengemudi kan meninggal," katanya.
Sebelumnya, bahwa dari hasil analisa yang pihaknya lakukan, ada sejumlah rekomendasi kepada Pemda DIY maupun Bina Marga.
"Tadi sudah kita bagi kita tetapkan apa yang harus dikerjakan oleh dinas perhubungan provinsi, apa yang harus dilakukan Sudin Bina Marga. Yang pertama yang paling mendesak adalah agar pemerintah provinsi DIY menyusur road hazard mapping," kata Wildan kepada wartawan, Senin (14/2).
ADVERTISEMENT
Hazard mapping tidak hanya pada jalur ini saja tetapi pada jalur destinasi wisata di seluruh DIY. Setelah ada hazard mapping maka bisa menjadi pedoman untuk memasang rambu-rambu yang lebih tepat.
"Kita minta dishub provinsi memasang papan peringatan menggunakan gigi rendah di jalan menurun. Tadi sudah disepakati," katanya.
Kemudian untuk Bina Marga, pihaknya merekomendasikan untuk memasang jalur penyelamat dan kolom jebakan. Setidaknya perlu ada 2 titik jalur penyelamat di sebelum kawasan Bukit Bego.
"Kolom jebakan itu di sebelah kanan. Kalau sebelah kiri jalur penyelamat," katanya.
Jalur penyelamat adalah sebuah jalur menanjak di sisi kiri jalan. Jalur tersebut berfungsi apabila ada kendaraan yang mengalami rem blong.
Sementara kolom jebakan berbentuk kolom dengan isi batuan gravel. Di dalamnya diberi celah yang lembut agar ketika bus atau truk masuk ke batuan gravel. Di dalamnya juga terdapat ban untuk meredam benturan.
ADVERTISEMENT
Rencananya kolom jebakan akan dipasang di celah sebelum batuan di tebing Bukit Bego.
"Begitu truk atau bus masuk akan njeblos masuk ke batuan gravel, kalau bablas ke depan sudah kita kasih ban. Bannya nggak lempar di mana-mana. Dan kalau pun dia nabrak di akan ke mana-mana karena sudah terjepit oleh batu," katanya.