Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Isi rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610 PK-LQP dengan mengutip sumber-sumber anonim sempat menjadi pemberitaan di sejumlah negara. Namun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membantah isi rekaman itu bocor. KNKT baru akan mengungkap isi CVR saat laporan akhir investigasi nanti.
ADVERTISEMENT
“CVR tetap dipakai, diinvestigasi, pada detik sekian ada pembicaraan apa, tapi bukan kata per kata. Karena tanpa itu kita tidak bisa analisa. Tapi tidak kata per kata, kira-kira nanti akan muncul seperti Sukhoi (Hasil Laporan Akhir Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pada Mei 2012 di Gunung Salak),” ucap Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Nurcahyo, di Gedung KNKT, Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
Nurcahyo terhalang dengan undang-undang yang mengatur bahwa rekaman sekaligus transkrip CVR dilarang dipublikasikan. Nanti, dalam laporan akhir KNKT, mereka menjabarkan tentang situasi dan konteks dalam rekaman tersebut.
“Kita akan melihat bagian yang signifikan, ada pembicaraan seperti apa, dan maknanya apa. Tentu CVR ini akan dibahas dalam laporan,” ucap Nurcahyo.
ADVERTISEMENT
Nurcahyo juga membantah tentang isu bocornya rekaman tersebut ke beberapa media asing. Pasalnya, rekaman tersebut disimpan di server milik KNKT yang berdiri sendiri (stand alone server), dan hanya bisa diakses oleh pihak KNKT.
“Data (CVR) ada di server, yang server-nya stand alone tidak ada hubungan dengan internet, sehingga kita hanya bisa buka ketika kita lakukan investigasi. Boeing tak punya, FAA (Federal Aviation Administration) enggak punya. Kami tidak beri ke mereka. Jadi yang punya hanya kami di KNKT,” tegas Nurcahyo.
Namun rekaman dan transkrip tersebut pernah diperdengarkan dan dibaca oleh pihak Boeing, FAA, dan NTSB (National Transportation Safety Board). Tiga pihak tersebut merupakan badan milik Amerika Serikat, yang turut melakukan investigasi karena pesawat Boeing 737 Max-7 dibuat di sana. Sedangkan pihak Indonesia, yang mendengarkan dan membaca adalah pihak KNKT dan Lion Air.
ADVERTISEMENT
“Namun mereka tidak diperkenankan merekam, atau bahkan membawa handphone saat mendengar dan membaca,” kata Nurcahyo.
Sampai saat ini KNKT telah berhasil mendapatkan 90% data dari CVR. Dan dijadwalkan laporan akhir akan selesai pada Agustus 2019.