Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Koalisi Pemerintah Semakin Kecil, Kekuasaan PM Israel di Ujung Tanduk
19 Mei 2022 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Koalisi penguasa Israel telah berbalik menjadi minoritas di parlemen pada Kamis (19/5/2022). Hal itu terjadi setelah seorang anggota parlemen Arab dari partai sayap kiri membelot dari koalisi bentukan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett .
ADVERTISEMENT
Ghaida Rinawie Zoabi menyatakan keluar dari koalisi yang berkuasa. Keputusan itu muncul ketika Bennett tengah berjuang untuk mempertahankan kekuasaan yang berada di ambang kejatuhan.
Zoabi menarik dukungannya terhadap pemerintah lantaran alasan ideologis. Legislator dari partai Meretz itu segera menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Bennett.
Surat itu menyinggung kekerasan di situs suci Yerusalem, Masjid Al-Aqsa. Dia juga merujuk pada kekerasan saat pemakaman jurnalis Palestina yang dibunuh pasukan Israel, Shireen Abu Akleh.
"Saya tidak bisa terus mendukung adanya koalisi yang secara memalukan melecehkan masyarakat tempat saya berasal," kata Zoabi, dikutip dari Reuters, Kamis (19/5/2022).
Bennett mengepalai kumpulan partai sayap kiri, tengah, sayap kanan, dan partai Arab yang dilantik setahun lalu. Dia mengakhiri rekor 12 tahun Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri.
ADVERTISEMENT
Namun, situasi setelahnya berkuasa kini berubah drastis. Saat ini, Bennett hanya menguasai 59 dari total 120 kursi di Knesset. Pada April, Bennett juga ditinggalkan oleh seorang anggota parlemen dari partai sayap kanan.
Dengan kondisi demikian, kekuasaan pemerintah saat ini dinilai akan jauh lebih rentan. Koalisi penguasa perlu untuk mencari dukungan eksternal bila oposisi mengajukan mosi tidak percaya di parlemen.
Penulis: Sekar Ayu.