Kode Megawati di Pameran Butet: Patung Hindung Panjang-Politikus Kayak Tikus

14 Mei 2024 7:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) didampingi seniman Butet Kartaredjasa berjalan di dekat patung sosok lelaki berbadan kurus, berhidung panjang yang mendongakkan kepala di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024).  Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) didampingi seniman Butet Kartaredjasa berjalan di dekat patung sosok lelaki berbadan kurus, berhidung panjang yang mendongakkan kepala di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kartaradjasa di Galeri Indonesia Nasional (Galnas), Jakarta Pusat, Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
Megawati tiba pada pukul 11.52 WIB dengan didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Politikus PDIP Eriko Sotarduga dan Trimedya Pandjaitan.
"Selamat datang ibu," sambut Butet.
"Sampai tanggal 25 Mei," lanjut dia.
Kemudian mereka pun berjalan memasuki ruang pameran. Butet pun menjelaskan setiap makna dari karyanya.
"Ada gambar banteng" kata Megawati.
"Banyak," jawab Butet.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Butet saat menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kertaradjasa di Galeri Indonesia Nasional, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saat memasuki ruangan pameran, pengujung disambut dengan patung sosok lelaki berbadan kurus, berhidung panjang yang mendongakkan kepala.
Berjalan ke dalam, terlihat beberapa lukisan karya Butet terpampang apik. Salah satu yang menarik adalah lukisan dan patung kecil badut-badut yang dibuatnya. Lukisan tersebut bertajuk "Koalisi Indonesia Mundur" yang dibuat pada tahun 2021.
Adapun karya Butet ini berasal dari laku spiritual hingga kritiknya terhadap kehidupan sosial-politik. "Melik Gendong Lali" memiliki filosofi bahwa orang yang memiliki jabatan ataupun kekayaan cenderung lupa dengan sekitarnya. Karyanya merepresentasikan kemaruk duniawi, menanggalkan kearifan batiniah dan menghalalkan segala cara.
ADVERTISEMENT
Kelakar Megawati: Yang Bener Itu Politisi, Politikus Itu Kayak Tikus
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) didampingi seniman Butet Kartaredjasa berjalan di dekat patung sosok lelaki berbadan kurus, berhidung panjang yang mendongakkan kepala di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal 'politikus' usai menyaksikan pameran Butet Kertaredjasa.
Mega awalnya mengoreksi jurnalis yang hadir di sesi wawancara. Katanya, yang betul adalah politisi bukan politikus.
Di momen ini ia pun berkelakar. Politikus direkatkan dengan hewan tikus.
"Kamu juga salah kadang-kadang ngomong politikus, lain. Politikus kayak tikus, tulis dah. Enggak punya karakter, jadi kalau mau ngomong yang berkarakter itu politisi," ujar Mega.
Selain berkelakar soal ini, Mega juga menyebut akan membeli karya-karya Butet yang dipamerkan. Namun, sambil bercanda, ia bilang uangnya tak cukup.
"Nah menurut saya, kalau bisa dan boleh sama beliau (Butet) saya borong semua tapi duitnya cukup apa enggak kan gitu. Saya mau pasang di kantor saya DPP supaya nanti kalo ketemu anak-anak PDI akan saya ceritakan maksudnya," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Apa keinginan beliau dalam mengekspresikan kemarahan. Ini kan lembut banget gak teriak-teriak, jadi itu kalo ditanya favorit saya yang mana itu banyak banget," tutup Mega.
Kritik Megawati soal Taman Ismail Marzuki saat ini
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Butet saat menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kertaradjasa di Galeri Indonesia Nasional, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Megawati Soekarnoputri mengkritisi fungsi dari Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, saat ini. Katanya, pengelolaan TIM tak jelas peruntukannya.
"Yang sayang itu kan TIM saya perhatikan apa ya, enggak jelas. Tolong tulis itu, enggak jelas," kata Megawati usai melihat pameran Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (13/5).
Mega pun bercerita, gedung yang dibangun pada tahun 1968 itu saat ini sudah kehilangan fungsinya sebagai pusat kebudayaan dan seni. Katanya, padahal dulu sangat banyak aktivitas di sana.
ADVERTISEMENT
"Taman Ismail Marzuki itu saya tahu banyak, saya sering, saya punya kartunya. Ada film yang menurut saya tidak ditayangkan di luar, saya punya kartunya dan sebagainya dan sangat saya nikmati dan saya sangat mengerti," katanya.
"Nah, kalau sekarang ke mana?" ujar dia.
Butet pun menyahuti pertanyaan Mega.
"Pusat perdagangan," kata Butet.