Kolombia Ekstradisi Gembong Narkotika Paling Berbahaya di Dunia ke AS

5 Mei 2022 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Militer Kolombia menangkap Dairo Antonio Usuga David, alias Otoniel di Necocli, Kolombia. Foto: Pasukan Militer Kolombia/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Militer Kolombia menangkap Dairo Antonio Usuga David, alias Otoniel di Necocli, Kolombia. Foto: Pasukan Militer Kolombia/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Salah seorang gembong narkotika di Kolombia, Dairo Antonio Usuga, telah diekstradisi ke Amerika Serikat pada Rabu (4/5/2022) waktu setempat. Pria dengan alias Otoniel akan menghadapi dakwaan perdagangan narkotika.
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai ekstradisi terhadap Otoniel disampaikan langsung oleh Presiden Kolombia Ivan Duque.
"Saya ingin mengungkapkan kami telah mengekstradisi Dario Antonio Usuga alias Otoniel, gembong narkotika paling berbahaya di dunia," kata Duque seperti dikutip dari AFP.
Dairo Antonio Usuga David, alias Otoniel, difoto setelah ditangkap, di Bogota, Kolombia. Foto: Polisi Kolombia/via REUTERS
Otoniel yang dalam beberapa tahun terakhir berada di daftar teratas pencarian orang di Kolombia ditangkap pada Oktober 2021. Penangkapan terwujud usai pemerintah meluncurkan operasi militer besar.
Duque menyebut, penangkapan berujung ekstradisi terhadap Otoniel adalah keberhasilan Kolombia sebagai sebuah negara berdaulat dan berdasarkan hukum.
"Usuga merupakan pembunuh pemimpin sosial dan polisi, penyiksa remaja putra dan putri. Hari ini negara hukum, aparat keamanan dan keadilan telah menang," ujar Duque.
Seusai Duque menyampaikan kabar lewat twitter, beberapa foto tersebar di sosial media memperlihatkan Duque dibawa dari penjara Bogota ke bandara militer. Ia lalu diserahkan ke pejabat Badan Narkotika Amerika Serikat (DEA).
ADVERTISEMENT

Klan Teluk

Militer Kolombia menangkap Dairo Antonio Usuga David, alias Otoniel di Necocli, Kolombia. Foto: Pasukan Militer Kolombia/via REUTERS
Otoniel adalah pemimpin salah satu geng narkotika terbesar di dunia, Klan Teluk.
Ia ditangkap di perbatasan Kolombia dan Panama. Untuk menangkap Otoniel Kolombia mengerahkan 500 tentara serta polisi dan 22 helikopter. Salah seorang anggota kepolisian tewas saat operasi penangkapan Otoniel.
Keberhasilan penangkapan Otoniel disebut-sebut sebagai kesuksesan terbesar kedua pemberantasan narkotika di Kolombia, setelah Pablo Escobar terbunuh pada 1993.
Jejak hitam Otoniel di dunia perdagangan narkotika memang begitu menyeramkan. Pada periode 2003 sampai 2012 Otoniel mengirim 73 ton kokain ke AS.
Atas aksinya tersebut, kepala Otoniel dihargai USD 5 juta setara Rp 71 miliar oleh Amerika Serikat.