Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Suara musik dangdut dari radio tua terdengar nyaring. Bapak-bapak sibuk main catur. Anak-anak 'kolong jembatan', sibuk bermain dengan sebayanya. Ada pula anak-anak yang menyetorkan hasil mengamen ke seorang lelaki tua yang menunggu di bangku taman.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, anggota pasukan oranye tekun mengecat pinggiran jalan. Di saat yang sama, ada bapak-bapak tengah terlelap menunggu waktu berbuka puasa.
Itulah pemandangan di kolong flyover di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Kolong itu menjadi istimewa karena menjadi gerbang masuk anak-anak punk untuk berhijrah.
Sehabis jam salat Ashar, satu per satu anak punk yang terkesan urakan datang. Penampilannya yang beranting, baju dan celana nyentrik, ditambah tato di beberapa bagian tubuh mereka menimbulkan kesan garang.
"Ke sini mau ngaji," kata Ngesti Teguh Asmoro, salah satu anak punk. Pernyataan Teguh ini membuat kesan garang anak punk hilang. Anak-anak punk itu juga selalu menebar senyum kepada masyarakat sekitar.
Teguh datang ke flyover Tebet ini bukan tanpa sebab. Ia bersama kawan-kawan punk lainnya hendak melaksanakan kegiatan rutin mengaji bersama. Meski hanya beralas terpal, namun mereka dengan khusuk mengaji Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Pemandangan di kolong flyover Tebet seketika menjadi damai dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang dikumandangkan para anak punk ini. Mereka berbaur dengan orang tua dan anak-anak mengaji bersama.
Teguh yang merupakan salah satu anggota Komunitas Tasawuf Underground ini mengaku sudah bergabung sejak 2018. Melalui komunitas ini ia semakin mendekatkan diri pada Allah.
"Saya mulai hijrah tahun 2014-lah. Tapi enggak di komunitas ini, masih di luar, gabung-gabung pengajian. Namanya iman umat akhir zaman kan, seperti kami-kami orang ini enggak seperti iman para sahabat (Nabi) ya. Kalau sahabat ini kan imannya turun (ke) naik. Kalau kami kan ini keluar-masuk," kata Teguh sembari tertawa.
Teguh menjelaskan Komunitas Tasawuf Underground dibentuk atas keinginan anak-anak punk yang selama ini selalu berkumpul di bawah flyover Tebet. Mereka memiliki niat yang sama, yakni berhijrah dan menebar kebaikan.
Selama mengaji di Komunitas Tasawuf Underground, Teguh mengaku bertemu dengan teman-teman punk yang memiliki niat yang sama.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya ngobrol sama mereka akhirnya salah satu temen terinspirasi buat komunitas. Kata dia "Lo mau sampe kapan gitu kayak gini, lo harus berubah" akhirnya dia ngundang salah satu ustaz yang kenal dari sosmed. Akhirnya yang dituju itu sekali kan. Akhirnya (pengajian) sampai sekarang," jelasnya.
Teguh tak menampik niatnya berhijrah tak semudah membalik telapak tangan. Setelah berhijrah pun, Teguh mengaku kurang mendapat siraman rohani. Namun beruntung di komunitas ini, ia menemukan keluarga yang bisa menuntunnya ke arah yang lebih baik.
Hingga saat ini, Komunitas Tasawuf Underground sudah memiliki lebih dari 40 anggota anak punk yang ingin berhijrah. Rutinitas mengaji, dilaksanakan di bawah kolong flyover Tebet, Jakarta Selatan, setiap Jumat dan Sabtu setiap minggunya.
ADVERTISEMENT