Komando PBB Soroti Nasib Prajurit AS yang Nekat Lari Seberangi DMZ ke Korut

24 Juli 2023 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan di Paju, Korea Selatan. Foto: Anthony WALLACE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan di Paju, Korea Selatan. Foto: Anthony WALLACE / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komando pasukan militer multi-nasional PBB (The United Nations Command/UNC) dan Pyongyang mulai membahas nasib prajurit Amerika Serikat yang menyeberang ke Korea Utara pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Prajurit Angkatan Darat AS yang bernama Travis King ini nekat berlari melintasi Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) yang dijaga ketat, hingga ditangkap dan ditahan di Korea Utara.
Dikutip dari Reuters, informasi tersebut diungkap oleh perwira Angkatan Darat Inggris yang menjabat sebagai Wakil Komandan UNC, Letnan Jenderal Andrew Harrison, dalam konferensi pers pada Senin (24/7).
Harrison mengatakan, pembahasan antara UNC dan Tentara Rakyat Korea (Korean People's Army/KPA) diprakarsai dan dilaksanakan melalui mekanisme yang ditetapkan di bawah kesepakatan gencatan senjata Perang Korea.
"Pembicaraan telah dimulai dengan KPA melalui mekanisme perjanjian Gencatan Senjata," ujar Harrison. "Perhatian utama kami adalah keselamatan Pratu King," sambung dia.
Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan di Paju, Korea Selatan. Foto: JEON HEON-KYUN/Pool via REUTERS
Namun, Harrison enggan memberikan rincian lebih lanjut perihal pembicaraan tersebut. "Saya tidak bisa mengatakan apa pun yang dapat merusak proses itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, media pemerintah KCNA yang biasanya memberikan komentar setiap kali ada warga negara AS yang ditahan, sampai sekarang tidak berkomentar tentang King.
Kasus King muncul di tengah ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea —dipicu peluncuran rudal balistik Korea Utara serta pelaksanaan kegiatan latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan.
King yang ditugaskan di Korea Selatan tiba-tiba berlari cepat ke wilayah Korea Utara pada Selasa (18/7) pekan lalu. Kala itu, dia seharusnya mengikuti tur ke DMZ yang terletak di perbatasan Seoul dan Pyongyang.
Belakangan ini, diketahui King pernah menjalani hukuman dua bulan di penjara Korea Selatan atas tuduhan penyerangan. Menurut UNC, sejak Rabu (19/7), dia telah berada di dalam tahanan Pyongyang, tapi keselamatannya tidak diketahui.
ADVERTISEMENT