Komisi I Setujui Hibah Kapal dari Korsel, tapi Butuh Rp 569 M Untuk Perbaikan

6 Juni 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Corvette Gowind di pelabuhan Lorient, Brittany, Prancis. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Corvette Gowind di pelabuhan Lorient, Brittany, Prancis. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi I DPR menyetujui pemberian hibah alutsista dari Korea Selatan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) berupa 1 unit kapal bekas untuk TNI AL. Namun, alutsista itu rupanya masih harus melalui proses perbaikan terlebih dahulu dengan anggaran 35 juta USD atau setara Rp 569,97 miliar.
ADVERTISEMENT
"Komisi I menyetujui penerimaan hibah berupa 1 unit kapal Patrol Combat Corvette (PCC) ex ROK (Republic of Korea) Bucheon 773 dari pemerintah Korea Selatan kepada TNI AL sesuai surat Menteri Pertahanan Nomor B/2471/M/12/2023 tertanggal 19 Desember 2023 perihal Persetujuan Penerimaan Hibah Alpalhankam dari dan ke luar negeri," kata Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid membacakan kesimpulan rapat di Gedung DPR, Senayan, Kamis (6/6).
Rapat Komisi I DPR bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAD Maruli Simanjuntak di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/6/2024). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Wamenhan Muhammad Herindra menjelaskan meski sudah dihibahkan ke Indonesia, kapal itu masih berada di dok Korsel karena memerlukan perbaikan struktur hingga mesin.
"Kita sudah memberikan semacam waktu perjanjian dan juga sudah membentuk tim melakukan survei untuk perbaikan mesin itu dilakukan di Korea kemudian setelah mereka laik dari Korea akan dibawa ke Indonesia baru nanti di Indonesia akan dilaksanakan perbaikan sistem persenjataannya," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan sumber biaya perbaikan sebesar Rp 569,97 miliar akan dimasukkan dalam anggaran rencana strategis (Renstra) Kemhan tahun 2025-2029.
"Nanti untuk perbaikan kapal ini akan dilakukan di renstra berikutnya sebanyak 35 juta USD dan sudah dalam blue book Bappenas," tambah Herindra.
Rapat Komisi I DPR bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAD Maruli Simanjuntak di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/6/2024). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Dia menuturkan sebenarnya perbaikan kapal hibah jauh lebih ekonomis dibandingkan membeli pesawat baru dengan jenis yang sama.
"Dan memang untuk perbandingan untuk corvertte sekelas ini kalau kita lihat secara ekonomis dengan nilai taksir yang kita kirim tim untuk melihat berapa sih harga kapal tersebut, kira-kita 50 juta USD saat ini kemudian perbaikan sekitar 85 juta dolar. Kalau kita beli baru sekitar 300 juta dolar jadi kita secara ekonomis masih ada," tutup Herindra.
ADVERTISEMENT