Komisi IX: Cegah Varian Mu, Siapkan Lab di Bandara dan Screening Ketat

8 September 2021 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana eksodus WN Australia di Bandara Ngurah Rai. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana eksodus WN Australia di Bandara Ngurah Rai. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX Fraksi PDIP Rahmad Handoyo memberikan masukan terkait munculnya varian baru COVID-19 yakni varian Mu. Corona varian Mu atau B.1.621 diklasifikasikan WHO sebagai variant of interest.
ADVERTISEMENT
Corona varian Mu memang belum masuk ke Indonesia, namun Rahmad Handoyo meminta pemerintah tetap waspada terhadap keluar masuknya WNI dan WNA ke tanah air.
"Pemerintah tentu kita dorong agar meningkatkan kewaspadaan dengan displin yang ketat terhadap WNI atau pun WNA yang keluar masuk Indonesia, itu harus diawasi ketat dengan isolasi ketat," kata Rahmad, Rabu (8/9).
Rahmad meminta agar screening masuk ke Indonesia diperketat seperti kewajiban isoman setelah tiba. Selain itu, ia juga meminta pemerintah membuat laboratorium di bandara untuk memastikan setiap orang yang masuk Indonesia steril dari virus corona Mu.
"Kemudian meningkatkan kewaspadaan dengan membuat laboratorium-laboratorium di bandara untuk menentukan harus steril dari varian. Kalau tidak ada (laboratorium) harus benar-benar diisolasi sangat ketat sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah," kata Rahmad.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. Foto: Dok. Pribadi
Rahmad meminta masyarakat tak perlu panik dengan munculnya varian Mu dan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Dengan adanya varian Mu ini kita meningkatkan kewaspadaan kepada seluruh masyarakat, masyarakat enggak perlu panik, enggak perlu takut tapi apa pun varian karena varian COVID itu keniscayaan bermutasi baik lokal maupun mutasi luar negeri masuk ke indonesia itu bagaimana kita menyikapi dengan kewaspadaan," ujarnya.
"Dan yang paling penting kepada masyarakat apa pun variannya, karena virus itu bermutasi saya kira yang utama tetap prokes jd harga yang mutlak," imbuh Rahmad.
Petugas keamanan bandara berjaga di lokasi pelayanan swab Antigen yang telah ditutup di Bandara Internasional Kualanamu (28/4). Foto: Adiva Niki/ANTARA FOTO
Selain itu, Rahmad mengatakan program vaksinasi juga harus terus digencarkan agar daya tahan tubuh masyarakat semakin baik.
"Program vaksinasi harus digeber, kita perkuat daya tahan tubuh kita secara keseluruhan. Sehingga kita mampu kendalikan dan persiapkan diri terhadap kemungkinan varian apa pun yang masuk ke Indonesia maupun varian lokal yang mutasinya dari lokal kita sendiri," tutup Rahmad.
ADVERTISEMENT