Komisi IX Dorong Aturan Konser Diperketat Buntut dari Naiknya Corona XBB

4 November 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penonton konser musik. Foto:  Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penonton konser musik. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Indonesia kembali naik. Di awal Oktober 2022, kasus harian berkisar 1.000-an per hari, memasuki 1 November terjadi lonjakan kasus nyaris 5 kali lipat jadi 4.000-an per hari.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX Rahmad Handoyo meminta pemerintah untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang menimbulkan keramaian terutama di ruang indoor atau tertutup, di antaranya perkantoran dan konser musik.
"COVID-19 naik secara statistik nyaris 5 ribu, tapi itu formalnya. Yang tidak formal, dikalikan 3-4 kali, banyak warga demam dan batuk tapi nggak dicek ke faskes. Artinya bisa sampai 20 ribuan potensi harian kita ini," ungkap Handoyo kepada kumparan, Jumat (4/11).
"Coba evaluasi kalau dalam beberapa pekan ke depan, kasus naik signifikan lalu diikuti fatality rate dan hospital rate. Syarat-syarat aja diperkuat, kapasitas dibatasi," imbuhnya.
Politikus PDIP tersebut menyebutkan soal kasus konser musik yang berdesak-desakan hingga mendapat sanksi pencabutan izin beberapa waktu lalu. Ia meminta hal serupa tidak terulang kembali.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada konser berdesak-desakan itu sudah nggak masuk akal dengan situasi saat ini. Kita nggak boleh bercermin pada luar negeri yang sudah bebas," ujarnya.
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Oleh sebab itu, Handoyo menyebut, Pemerintah dalam bulan ini sudah harus mengeluarkan keputusan terkait langkah-langkah yang diambil untuk mencegah lonjakan kasus corona varian XBB.
Ia berharap konser-konser dan kegiatan perkantoran sudah mulai diberi perhatian lebih. Ia mendorong diberikannya pembatasan jumlah penonton konser dan protokol kesehatan yang ketat. Begitupun penerapan WFO kepada para karyawan di perkantoran.
"Memang kasusnya tidak diimbangi dengan kenaikan lonjakan fatality dan bed occupancy rate, tapi harus kita waspadai. Ada harian kasus meninggal. Nah, apa perlu langkah untuk peningkatan status, bisa jadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Kapasitas konser dibatasi. (Untuk perkantoran) WFH bisa jadi solusi, tapi itu tidak cukup. Harus taat prokes terutama di ruang ber-ac dan segera vaksin booster," tandasnya.