Komisi VIII: Khotbah Jumat yang Disusun Kemenag Belum Tentu Dipakai Khotib

22 Oktober 2020 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TB Ace Hasan Syadzily Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
TB Ace Hasan Syadzily Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemenag berencana menyusun khotbah Jumat yang bakal digunakan oleh para pendakwah. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, penyusunan khotbah salat Jumat akan melibatkan tokoh agama, tokoh ormas, dan akademisi kampus.
ADVERTISEMENT
Menanggapi rencana itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily, punya tanggapan lain. Dia mempertanyakan efektivitas kebijakan pemerintah atur khotbah Jumat.
"Saya kira program menyiapkan materi khotbah untuk pemuka agama dalam menyampaikan khotbah kan belum tentu digunakan oleh para khotib dalam salat Jumat di masjid-masjid," kata Ace kepada kumparan, Kamis (22/10).
"Bagaimana caranya memastikan bahwa naskah khotbah itu dipergunakan untuk para khatib?" tambah Ace.
Ace menyarankan, Kemenag harus mencari cara agar para pendakwah menggunakan khotbah yang sudah disusun Kemenag bersama sejumlah tokoh tersebut.
Umat Islam mendengarkan khutbah saat mengikuti salat Jumat dengan menerapkan jaga jarak fisik di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (11/9/2020). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
"Harus dipastikan bahwa materi khotbah itu dapat digunakan oleh para khatib di masjid-masjid, entah itu dipergunakan sebagai bacaan pada saat khotbah atau hanya sebagai bahan pengayaan wawasan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Politikus Golkar ini menilai, penyusunan khotbah Jumat bakal memiliki manfaat untuk menambah pengetahuan para pendakwah. Namun, jika alasannya untuk menekan paham radikalisme, Ace meragukan kebijakan ini bakal efektif.
"Soal apakah program ini akan membantu untuk menekan radikalisme? Belum tentu," ujarnya.
"Dengan program itu, jangan terlalu bertendensi dapat menekan radikalisme karena Jumatan itu kan hanya seminggu sekali," pungkasnya.